Danbeberapa hadits Nabi Muhammad shallallahu โ€˜alaihi wasallam seperti yang diriwayatkan oleh Irbadh bin Sariyah radhiallahu โ€˜anhu, ia berkata, โ€œSuatu hari Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wasallam shalat bersama kami, kemudian beliau menghadapi kami dan memberikan kepada kami wejangan yang sangat jelas, yang membuat airmata berlinang dan Dandalam hadits โ€˜Irbadh bin Sariyah secara marfuโ€™: meriwayatkan hadist dari sanadnya dari Anas bin Malik ra secara marfuโ€™: Barangsiapa mendatangi kuburan, lalu membaca Surat Yasin, maka Allah akan meringankan siksa mereka, dan ia akan memperoleh pahala sebanyak orang-orang yang ada di kuburan itu.โ€ (Muhammad bin Abdul Wahhab, Ahkam Video Terbaru Al-Ibanah Ash-Shughra (Eps.10) : Pelajaran Berharga dari Hadits Irbadh bin Sariyah Silahkan dibagikan kepada saudara Dalamhadits Al โ€˜Irbadh bin Sariyah radhiyallahu โ€˜anhu, Nabi shallallahu โ€˜alaihi wa sallam menasehati para sahabat radhiyallahu โ€˜anhum, Kata al-Iraqi : Hadis ini dikeluarkan oleh ad-Darimi dan Ibnu Sunni dalam Riyad al-Mutaโ€™alimin daripada hadis al-Hasan, dikatakan beliau al-Hasan bin Ali, dan dikatakan beliau al-Hasan bin Yasar BeliSyarh As-Sunnah. 14 jilid lengkap. Pustaka Azzam. Penjelasan Tuntas Tentang Sunnah. Harga Murah di Lapak Bukuilmu. Pengiriman cepat Pembayaran 100% aman. Belanja Sekarang Juga Hanya di Bukalapak. lirik maula ya sholli wasallim daiman abada. Berpeganglah Dengan Sunnahku dan Sunnah Para khulafaโ€™urasyidin Setelahku Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma baโ€™du Berikut ini syarah hadits Irbadh bin Sariyah radhiyallahu anhu. Semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan penyusunan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin. Hadits Irbadh bin Sariyah radhiyallahu anhu Dari Abu Najih Al Irbadh bin Sariyah radhiyallahu anhu dia berkata, โ€œRasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan kami nasehat yang membuat hati kami bergetar dan air mata kami bercucuran. Kami berkata, โ€œWahai Rasulullah, seakan-akan ini merupakan nasihat perpisahan, maka berilah kami wasiat.โ€ Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ุฃููˆู’ุตููŠู’ูƒูู…ู’ ุจูุชูŽู‚ู’ูˆูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽุฒู‘ูŽ ูˆูŽุฌูŽู„ู‘ูŽุŒ ูˆูŽุงู„ุณู‘ูŽู…ู’ุนู ูˆูŽุงู„ุทู‘ูŽุงุนูŽุฉู ูˆูŽุฅูู†ู’ ุชูŽุฃูŽู…ู‘ูŽุฑูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ุนูŽุจู’ุฏูŒุŒ ููŽุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ู…ูŽู†ู’ ูŠูŽุนูุดู’ ู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ููŽุณูŽูŠูŽุฑูŽู‰ ุงุฎู’ุชูู„ุงูŽูุงู‹ ูƒู‹ุซููŠู’ุฑุงู‹. ููŽุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ุจูุณูู†ู‘ูŽุชููŠ ูˆูŽุณูู†ู‘ูŽุฉู ุงู„ู’ุฎูู„ูŽููŽุงุกู ุงู„ุฑู‘ูŽุงุดูุฏููŠู’ู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูŽู‡ู’ุฏููŠู‘ููŠู’ู†ูŽ ุนูŽุถู‘ููˆุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูŽุง ุจูุงู„ู†ู‘ูŽูˆูŽุงุฌูุฐูุŒ ูˆูŽุฅููŠู‘ูŽุงูƒูู…ู’ ูˆูŽู…ูุญู’ุฏูŽุซูŽุงุชู ุงู’ู„ุฃูู…ููˆู’ุฑูุŒ ููŽุฅูู†ู‘ูŽ ูƒูู„ู‘ูŽ ุจูุฏู’ุนูŽุฉู ุถูŽู„ุงูŽู„ูŽุฉูŒ โ€œSaya wasiatkan kalian untuk bertakwa kepada Allah Taโ€™ala, tunduk dan patuh kepada pemimpin meskipun yang memimpin kalian adalah seorang budak. Karena barang siapa yang hidup di antara kalian sepeninggalku, maka ia akan menyaksikan banyak perselisihan. Oleh karena itu, hendaklah kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah Khulafaur rasyidin yang mendapatkan petunjuk, gigitlah genggamlah dengan kuat dengan geraham. Hendaklah kalian menghindari perkara yang diada-adakan dalam agama, karena semua perkara bidโ€™ah adalah sesat.โ€œ HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Hakim, dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jamiโ€™ no. 2549. Penjelasan hadits Irbadh bin Sariyah radhiyallahu anhu Kalimat, โ€œRasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan kami nasehat mauโ€™izhahโ€. Mauโ€™izhah artinya mengingatkan disertai targhib dorongan dan tarhib ancaman. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam memberikan nasihat melihat waktu yang tepat dan memperhatikan kondisi madโ€™u audien. Beliau shallallahu alaihi wa sallam juga dalam memberikan nasihat sangat menyentuh hati. Dalam memberikan nasihat, Beliau mengikuti Al Qurโ€™an, yaitu menyertakan targhib dengan tarhib, sehingga tidak membuat putus asa manusia dan tidak membuat manusia berani melakukan maksiat. Sebagian kaum salaf berkata, ุฅู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ููŽู‚ููŠู‡ูŽ ูƒูู„ู‘ู ุงู„ู’ููŽู‚ููŠู‡ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ู„ูŽุง ูŠูุคูŽูŠู‘ูุณู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณูŽ ู…ูู†ู’ ุฑูŽุญู’ู…ูŽุฉู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽู„ูŽุง ูŠูุฌูŽุฑู‘ูุฆูู‡ูู…ู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ู…ูŽุนูŽุงุตููŠ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู โ€œSesungguhnya orang yang betul-betul faqih adalah orang yang tidak membuat putus asa manusia dari rahmat Allah dan tidak membuat mereka berani mengerjakan maksiat kepada Allah.โ€ Sabda Beliau, โ€œBertakwa kepada Allahโ€, maksudnya adalah mencari perlindungan dari azab Allah dengan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Hal ini merupakan hak Allah Azza wa Jalla. Dan tidak ada wasiat yang paling mulia dan paling lengkap melebihi wasiat untuk bertakwa kepada Allah Azza wa Jalla, bahkan Allah mewasiatkan kita dan umat-umat sebelum kita untuk bertakwa kepada -Nya, Dia berfirman, ูˆูŽู„ูŽู‚ูŽุฏู’ ูˆูŽุตู‘ูŽูŠู’ู†ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุฃููˆุชููˆุง ุงู„ู’ูƒูุชูŽุงุจูŽ ู…ูู†ู’ ู‚ูŽุจู’ู„ููƒูู…ู’ ูˆูŽุฅููŠู‘ูŽุงูƒูู…ู’ ุฃูŽู†ู ุงุชู‘ูŽู‚ููˆุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูˆูŽุฅูู†ู’ ุชูŽูƒู’ููุฑููˆุง ููŽุฅูู†ู‘ูŽ ู„ูู„ู‘ูŽู‡ู ู…ูŽุง ูููŠ ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽุงูˆูŽุงุชู ูˆูŽู…ูŽุง ูููŠ ุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ุถู ูˆูŽูƒูŽุงู†ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุบูŽู†ููŠู‘ู‹ุง ุญูŽู…ููŠุฏู‹ุง โ€œDan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan juga kepada kamu; bertakwalah kepada Allah. Tetapi jika kamu kafir Maka ketahuilah, sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah kepunyaan Allah, dan Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.โ€ QS. An Nisaa 131 Sabda Beliau, โ€œTunduk dan patuh kepada pemimpin kalian,โ€ maksudnya tunduk dan patuh kepada para pemimpin baik adil maupun zalim, yakni dengarkanlah apa yang mereka katakan dan jauhilah apa yang mereka larang, meskipun yang memimpin kalian seorang budak. Tentunya jika mereka tidak memerintahkan bermaksiat. jika ternyata memerintahkan bermaksiat, maka tidak boleh ditaati. Perintah menaati ulil amri disebutkan di surat An Nisaaโ€™ ayat 59, ูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ุฃูŽุทููŠุนููˆุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูˆูŽุฃูŽุทููŠุนููˆุง ุงู„ุฑู‘ูŽุณููˆู„ูŽ ูˆูŽุฃููˆู„ููŠ ุงู„ู’ุฃูŽู…ู’ุฑู ู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ููŽุฅูู†ู’ ุชูŽู†ูŽุงุฒูŽุนู’ุชูู…ู’ ูููŠ ุดูŽูŠู’ุกู ููŽุฑูุฏู‘ููˆู‡ู ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽุงู„ุฑู‘ูŽุณููˆู„ู ุฅูู†ู’ ูƒูู†ู’ุชูู…ู’ ุชูุคู’ู…ูู†ููˆู†ูŽ ุจูุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽุงู„ู’ูŠูŽูˆู’ู…ู ุงู„ู’ุขุฎูุฑู ุฐูŽู„ููƒูŽ ุฎูŽูŠู’ุฑูŒ ูˆูŽุฃูŽุญู’ุณูŽู†ู ุชูŽุฃู’ูˆููŠู„ู‹ุง Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah Al Quran dan Rasul sunnahnya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari Akhir. Yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya. QS. An Nisaaโ€™ 59 Pada ayat tersebut, taat kepada ulil amri tidak diberi tambahan โ€œtaatilahโ€ sebagaimana ketika Allah memerintahkan taat kepada Allah dan Rasul-Nya, hal itu karena taat kepada ulil amri tidak mutlak. Ibnu Rajab Al Hanbaliy berkata, โ€œAdapun mendengar dan taat kepada pemerintah kaum muslimin, maka di dalamnya terdapat kebahagiaan di dunia. Dengannya, maslahat kehidupan hamba menjadi tertib, dan dengannya pula mereka bisa menampakkan agama mereka dan menaati Rabb mereka.โ€ Al Mubarakfuri berkata, โ€œDalam hadits tersebut terdapat dorongan untuk bersikap halus dan sejalan dengan pemerintah serta menjaga diri dari hal yang menimbulkan fitnah kekacauan dan mengakibatkan berpecah-belah.โ€ Dalam Al Majmaโ€™ disebutkan, โ€œJika dikatakan, bahwa syarat imam pemerintah itu harus seorang merdeka, bersuku Quraisy, dan selamat anggota badannya dari cacat, maka saya katakan, โ€œYa, jika diangkat berdasarkan keputusan Ahlul Halli wal Aqdi tim pengangkat kepala negara. Tetapi jika suatu pemerintahan digulingkan oleh yang lain lalu yang menggulingkan menjadi pemimpin, maka tetap tidak boleh menyelisihinya, dan hukum-hukumnya tetap diberlakukan meskipun ia seorang budak atau seorang muslim yang fasik. Di samping itu, dalam hadits itu tidak disebut Imam, bahkan imam memberikan salah satu kekuasaan kepadanya.โ€ Pensyarah kitab Aqidah Thahawiyyah berkata, ุฃูŽู…ู‘ูŽุง ู„ูุฒููˆู’ู…ู ุทูŽุงุนูŽุชูู‡ูู…ู’ ูˆูŽุฅูู†ู’ ุฌูŽุงุฑููˆู’ุง ุŒ ููŽู„ูุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ู ูŠูŽุชูŽุฑูŽุชู‘ูŽุจู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุฎูุฑููˆู’ุฌู ุนูŽู†ู’ ุทูŽุงุนูŽุชูู‡ูู…ู’ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูŽููŽุงุณูุฏู ุฃูŽุถู’ุนูŽุงูู ู…ูŽุง ูŠูŽุญู’ุตูู„ู ู…ูู†ู’ ุฌูŽูˆู’ุฑูู‡ูู…ู’ ุŒ ุจูŽู„ู’ ูููŠ ุงู„ุตู‘ูŽุจู’ุฑู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฌูŽูˆู’ุฑูู‡ูู…ู’ ุชูŽูƒู’ูููŠู’ุฑู ุงู„ุณู‘ูŽูŠู‘ูุฆูŽุงุชู ุŒ ูˆูŽู…ูุถูŽุงุนูŽููŽุฉู ุงู„ู’ุฃูุฌููˆู’ุฑู ุŒ ููŽุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰ ู…ูŽุง ุณูŽู„ู‘ูŽุทูŽู‡ูู…ู’ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู†ูŽุง ุฅูู„ุงู‘ูŽ ู„ูููŽุณูŽุงุฏู ุฃูŽุนู’ู…ูŽุงู„ูู†ูŽุง ุŒ ูˆูŽุงู„ู’ุฌูŽุฒูŽุงุกู ู…ูู†ู’ ุฌูู†ู’ุณู ุงู„ู’ุนูŽู…ูŽู„ู โ€œAdapun wajibnya menaati mereka penguasa meskipun mereka zalim, karena memberontak terhadap mereka menimbulkan banyak mafsadat melebihi tindak kezaliman yang mereka lakukan. Bahkan bersabar terhadap gangguan mereka dapat menghapuskan kesalahan dan melipatgandakan pahala, karena Allah Taโ€™ala tidaklah memberikan kekuasaan kepada mereka atas kita kecuali karena buruknya amal kita, dan balasan itu sesuai dengan amalan yang dikerjakan.โ€ Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ู…ูŽู†ู’ ุฑูŽุฃูŽู‰ ู…ูู†ู’ ุฃูŽู…ููŠุฑูู‡ู ุดูŽูŠู’ุฆู‹ุง ูŠูŽูƒู’ุฑูŽู‡ูู‡ู ููŽู„ู’ูŠูŽุตู’ุจูุฑู’ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ููŽุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ู…ูŽู†ู’ ููŽุงุฑูŽู‚ูŽ ุงู„ุฌูŽู…ูŽุงุนูŽุฉูŽ ุดูุจู’ุฑู‹ุง ููŽู…ูŽุงุชูŽุŒ ุฅูู„ู‘ูŽุง ู…ูŽุงุชูŽ ู…ููŠุชูŽุฉู‹ ุฌูŽุงู‡ูู„ููŠู‘ูŽุฉู‹ยป โ€œBarang siapa yang melihat suatu hal yang tidak disukai dari pemimpinnya, maka hendaknya ia bersabar, karena barang siapa yang memisahkan diri dari jamaah sejengkal saja, lalu ia meninggal dunia, maka ia akan meninggal dunia dengan cara Jahiliyyah.โ€ HR. Bukhari dan Muslim Sabda Beliau, โ€œKarena barang siapa yang hidup di antara kalian sepeninggalku, maka ia akan menyaksikan banyak perselisihan. Oleh karena itu, hendaklah kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah Khulafaur rasyidin yang mendapatkan petunjuk,โ€ yakni siapa saja yang diberi umur panjang, maka ia akan melihat banyak perselisihan baik dalam masalah akidah, ibadah, manhaj jalan hidup, dsb. yang membuat seseorang kebingungan untuk memilih mana jalan yang harus ia ikuti, apalagi masing-masing golongan yang ada seakan-akan di atas kebenaran karena berdalil meskipun sebenarnya salah dalam memahami dalilnya. Apa yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sampaikan ternyata benar-benar terjadi. Telah terjadi perselisihan yang banyak sepeninggal Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Hal, ini tampak sekali setelah terbunuhnya Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu, pintu fitnah terbuka, umat Islam pun berselisih dan terus berselisih. Namun demikian, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak membiarkan begitu saja umatnya kebingungan, bahkan Beliau memberikan jalan keluar saat kita menghadapi kondisi tersebut, yaitu dengan berpegang teguh dengan sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam menyuruh kita untuk mengikuti sunnah Beliau meskipun menyelisihi kebanyakan orang. Tidak sebatas itu, Beliau juga menyuruh kita mengikuti para khalifah pengganti Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam yang rasyidin mendapat petunjuk, yang tidak lain adalah para sahabat Beliau, terutama khalifah yang empat; Abu Bakr, Umar, Utsman dan Ali radhiyallahu 'anhum. Hal itu, karena bisa saja di antara golongan-golongan itu berdalih dengan ayat atau hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, namun dalam memahaminya tidak seperti yang dipahami Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya, sehingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menambahkan dengan sunnah jalan yang ditempuh, cara beragama, dan pemahaman para sahabat, yakni apakah para sahabat memahami seperti itu ketika mendengar ayat atau hadits dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, terutama pada ayat atau hadits-hadits yang membutuhkan penjelasan tambahan karena masih samar. Oleh karena itu Al Hafizh Ibnu Katsir berkata dalam mukadimah kitab tafsirnya, โ€œApabila ada seseorang yang bertanya, โ€œApa cara terbaik dalam menafsirkan Al Qurโ€™an?โ€ Jawab, โ€œSesungguhnya cara terbaik dalam hal ini adalah menafsirkan Al Qurโ€™an dengan penjelasan Al Quran, yang masih belum jelas di ayat ini mungkin dijelaskan di ayat lain. Jika kamu tidak menemukan penjelasan di ayat lain, maka dengan melihat As Sunnah, karena ia adalah pensyarah Al Qurโ€™an dan penjelasnyaโ€ฆdst.โ€ Kemudian Ibnu Katsir melanjutkan, โ€œJika kita tidak menemukan penjelasannya dalam Al Qurโ€™an dan As Sunnah, maka kita melihat pendapat para sahabat, karena mereka lebih tahu tentang hal ituโ€ฆdst.โ€ Ibnu Katsir berkata lagi, โ€œJika kamu tidak menemukan dalam Al Qurโ€™an, As Sunnah juga dari para sahabat, maka dalam hal ini para imam melihat pendapat para tabiโ€™iinโ€ฆdst.โ€ Dengan cara seperti ini, yakni merujuk kepada Al Qurโ€™an dan As Sunnah dengan pemahaman generasi pertama Islam As Salafush Shaalih, kita dapat selamat dari perselisihan. Inilah solusi agar kita tetap di atas hidayah saat terjadi banyak perselisihan dukhan seperti di zaman sekarang. Dengan demikian, tolok ukur benar tidaknya aqidah, pemahaman, jalan hidup, cara beragama, dan ibadah kita di zaman banyaknya perselisihan seperti sekarang ini adalah sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat, jika sudah sama seperti pemahaman mereka berarti pemahaman kita sudah benar. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman ููŽุฅูู†ู’ ุขู…ูŽู†ููˆุง ุจูู…ูุซู’ู„ู ู…ูŽุง ุขู…ูŽู†ู’ุชูู…ู’ ุจูู‡ู ููŽู‚ูŽุฏู ุงู‡ู’ุชูŽุฏูŽูˆู’ุง โ€œMaka jika mereka beriman seperti yang kamu[i] telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk.โ€ QS. Al Baqarah 137 Ayat di atas cukup jelas, bahwa jika kita memiliki pemahaman terhadap Islam seperti yang mereka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat pahami, tentu kita berada di atas petunjuk. Abdullah bin Masโ€™ud radhiyallahu 'anhu berkata ู…ูŽู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ู…ูุชูŽุฃูŽุณู‘ููŠุฃ ููŽู„ู’ูŠูŽุชูŽุฃูŽุณู‘ูŽ ุจูุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจู ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ููŽุฅูู†ู‘ูŽู‡ูู…ู’ ูƒูŽุงู†ููˆู’ุง ุงูŽุจูŽุฑู‘ูŽ ู‡ูŽุฐูู‡ู ุงู„ู’ุฃูู…ู‘ูŽุฉู ู‚ูู„ููˆู’ุจู‹ุง ูˆูŽุงูŽุนู’ู…ูŽู‚ูู‡ูŽุง ุนูู„ู’ู…ู‹ุง ูˆูŽุงูŽู‚ูŽู„ู‘ูู‡ูŽุง ุชูŽูƒูŽู„ู‘ููู‹ุง ูˆูŽุฃูŽู‚ู’ูˆูŽู…ูู‡ูŽุง ู‡ูŽุฏู’ูŠุงู‹ ูˆูŽุฃูŽุญู’ุณูŽู†ูู‡ูŽุง ุญูŽุงู„ุงู‹ ู‚ูŽูˆู’ู…ูŒ ุงูุฎู’ุชูŽุงุฑูŽู‡ูู…ู ุงู„ู„ู‡ู ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰ ู„ูุตูุญู’ุจูŽุฉู ู†ูŽุจููŠู‘ูู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูˆูŽุงูู‚ูŽุงู…ูŽุฉู ุฏููŠู’ู†ูู‡ู ููŽุงุนู’ุฑููููˆู’ุง ู„ูŽู‡ูู…ู’ ููŽุถู’ู„ูŽู‡ูู…ู’ ูˆูŽุงุชู‘ูŽุจูุนููˆู’ู‡ูู…ู’ ูููŠ ุขุซูŽุงุฑูู‡ูู…ู’ ููŽุฅูู†ู‘ูŽู‡ูู…ู’ ูƒูŽุงู†ููˆู’ุง ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ู‡ูุฏูŽู‰ ุงู„ู’ู…ูุณู’ุชูŽู‚ููŠู’ู…ู โ€œBarang siapa yang hendak mencari panutan, maka carilah panutan dari para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, karena mereka adalah orang yang paling baik hatinya, paling dalam ilmunya, paling sedikit bebannya, paling lurus petunjuknya dan paling baik keadaannya. Mereka adalah orang-orang yang dipilih Allah Taโ€™ala untuk menemani Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam dan untuk menegakkan agamanya, Maka kenalilah keutamaan mereka dan ikutilah jejak mereka, karena mereka berada di atas petunjuk yang lurus.โ€ Disebutkan oleh Ibnu Abdil Bar dalam Jaamiโ€™ Bayaanil ilm. Hudzaifah bin Al Yaman radhiyallahu 'anhu berkata, โ€œSemua ibadah yang tidak pernah dilakukan para sahabat, maka janganlah kamu lakukan.โ€ Di samping itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat merupakan cermin ajaran Islam, yakni apabila kita ingin melihat Islam, maka lihatlah Rasulullah shallalllahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya, jangan melihat kaum muslimin zaman sekarang. Karena kaum muslimin di zaman sekarang banyak yang meninggalkan ajaran agamanya, mereka mengerjakan larangan-larangan dan meninggalkan perintah, sehingga tidak bisa melihat Islam dengan melihat mereka. Dalam hadits di atas juga kita diperintahkan menjauhi bidโ€™ah, yakni mengada-ada dalam agama yang dibawa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Hadits ini merupakan dalil terlarangnya berbuat bidโ€™ah. Oleh karena itu, jika seorang yang berbuat bidโ€™ah berkata, Bukankah tidak ada larangannya saya mengerjakan ibadah ini? ยป Maka jawablah dengan hadits ini, yakni Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang semua bidโ€™ah dalam agama. Karena jika disebutkan satu persatu tidak mungkin, disebabkan banyaknya jumlah bidโ€™ah. Hadits di atas juga menerangkan bahwa bidโ€™ah dalam agama semuanya sesat, tidak ada yang hasanah baik. Yang demikian adalah karena bidโ€™ah menjadikan agama ini menjadi rusak. Faedah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ุงููู’ุชูŽุฑูŽู‚ูŽุชู ุงู„ู’ูŠูŽู‡ููˆู’ุฏู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฅูุญู’ุฏูŽู‰ ุฃูŽูˆู ุงุซู’ู†ูŽุชูŽูŠู’ู†ู ูˆูŽ ุณูŽุจู’ุนููŠู’ู†ูŽ ููุฑู’ู‚ูŽุฉู‹ ุŒ ูˆูŽ ุชูŽููŽุฑู‘ูŽู‚ูŽุชู ุงู„ู†ู‘ูŽุตูŽุงุฑูŽู‰ ุนูŽู„ูŽู‰ ุฅูุญู’ุฏูŽู‰ ุฃูŽูˆู ุงุซู’ู†ูŽุชูŽูŠู’ู†ู ูˆูŽ ุณูŽุจู’ุนููŠู’ู†ูŽ ููุฑู’ู‚ูŽุฉู‹ ุŒ ูˆูŽ ุชูŽูู’ุชูŽุฑูู‚ู ุฃูู…ูŽุชููŠ ุนูŽู„ูŽู‰ ุซูŽู„ูŽุงุซู ูˆูŽ ุณูŽุจู’ุนููŠู’ู†ูŽ ููุฑู’ู‚ูŽุฉู‹ โ€œOrang-orang Yahudi telah berpecah belah menjadi tujuh puluh satu atau tujuh puluh dua golongan. Orang-orang Nasrani telah berpecah belah menjadi tujuh puluh satu atau tujuh puluh dua golongan, dan umatku akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan.โ€[ii] ุฃูŽู„ุงูŽ ุฅูู†ู‘ูŽ ู…ูŽู†ู’ ู‚ูŽุจู’ู„ูŽูƒูู…ู’ ู…ูู†ู’ ุฃูŽู‡ู’ู„ู ุงู„ู’ูƒูุชูŽุงุจู ุงูู’ุชูŽุฑูŽู‚ููˆู’ุง ุนูŽู„ูŽู‰ ุซูู†ู’ุชูŽูŠู’ู†ู ูˆูŽ ุณูŽุจู’ุนููŠู’ู†ูŽ ู…ูู„ู‘ูŽุฉู‹ ุŒ ูˆูŽ ุฅูู†ู‘ูŽ ู‡ูŽุฐูู‡ู ุงู„ู’ู…ูู„ู‘ูŽุฉูŽ ุณูŽุชูŽูู’ุชูŽุฑูู‚ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุซูŽู„ุงูŽุซู ูˆูŽ ุณูŽุจู’ุนููŠู’ู†ูŽ ุŒ ุซูู†ู’ุชูŽุงู†ู ูˆูŽ ุณูŽุจู’ุนููˆู’ู†ูŽ ูููŠ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุฑู ุŒ ูˆูŽ ูˆูŽุงุญูุฏูŽุฉูŒ ูููŠ ุงู„ู’ุฌูŽู†ู‘ูŽุฉู ุŒ ูˆูŽ ู‡ููŠูŽ ุงู„ู’ุฌูŽู…ูŽุงุนูŽุฉู โ€œKetahuilah, sesungguhnya orang-orang Ahli Kitab sebelummu telah berpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan, dan sesungguhnya umat ini akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan; tujuh puluh dua di neraka, dan satu di surga, yaitu Al Jamaaโ€™ah.โ€[iii] Al Jamaaโ€™ah menurut Ibnu Masโ€™ud adalah yang sejalan dengan kebenaran meskipun ia hanya sendiri. Al Jamaah adalah orang-orang yang berpegang teguh dengan Al Qurโ€™an, As Sunnah dan Ijmaโ€™ saaful ummah mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan sunnah para khalifah setelahnya yang mendapat petunjuk seperti yang sudah diterangkan sebelumnya. Mereka terdiri dari kaum Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Berdasarkan hadits di atas, maka mereka yang menyelisihi Al Jamaaโ€™ah mendapatkan ancaman dengan masuk ke dalam neraka. Meskipun begitu, kita tidak memvonis secara taโ€™yin orang-perorang bahwa si fulan di neraka, karena boleh jadi ia beristighfar dan bertobat, lalu Allah mengampuni dan menerima tobatnya, atau dia memiliki amal saleh yang menghapuskan keburukannya, atau didoakan dan dimintakan ampunan oleh kaum mukmin ketika ia masih hidup atau sudah meninggal, atau mendapatkan syafaat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, atau mendapat cobaan dari Allah Subhaanahu wa Taโ€™ala dengan cobaan-cobaan di dunia yang menghapuskan kesalahannya, atau mendapat ujian ketika di kubur, atau ia mendapatkan ujian pada hari Kiamat dengan rintangannya yang menghapuskan kesalahannya, atau mendapatkan rahmat dari Allah Yang Maha Penyayang. Demikian juga perlu diketahui, bahwa kalau pun tujuh puluh dua golongan ini masuk ke neraka, maka mereka tidak kekal di neraka, bahkan dibersihkan di neraka sesuai kadar penyimpangan dan kesesatannya. Adapun golongan Syi'ah dan Ahmadiyyah, maka menurut penulis, kedua golongan ini tidak termasuk ke dalam tujuh puluh tiga ini karena akidah mereka bertentangan dengan akidah Islam, dimana golongan yang satu Syi'ah mengatakan bahwa Al Qur'an yang dipegang kaum muslim telah dirobah, dikurangi dan diberi tambahan, sedangkan golongan yang satu lagi Ahmadiyyah mengatakan bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah seorang nabi, padahal tidak ada lagi nabi setelah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Wallahu aโ€™lam wa shallallahu alaa Nabiyyinaa Muhammad wa alaa aalihi wa shahbihi wa sallam. Marwan bin Musa Marajiโ€™ Maktabah Syamilah versi Tuhfatul Al Ahwadzi Al Mubarakfuri, Aunul Maโ€™bud M. Asyraf Al Azhim Abadiy, Faidhul Qadir Al Manawi, Silsilah Ash Shahihah M. Nashiruudin Al Albani, Tas-hihul Mafahim Al Khathiโ€™ah dan Untaian Mutiara Hadits Penulis, Syarh AL Arbaโ€™in Al Luhaimid, dll. [i] Yakni Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya shallallahu 'alaihi wa sallam. [ii] HR. Abu Dawud 2/503-cet. Al Halabiy, Tirmidzi 3/367, Ibnu Majah 2/479, Ibnu Hibban dalam Shahihnya 1834, Al Ajuriy dalam Asy Syariโ€™ah hal. 25, Hakim 1/128, Ahmad 2/332, Abu Yaโ€™la dalam Musnadnya qaaf 280/2 dari beberapa jalan dari Muhammad bin Amr dari Abu Salamah dari Abu Hurairah secara marfuโ€™. Tirmidzi berkata, โ€œHadits hasan shahih.โ€ Hakim berkata, โ€œShahih sesuai syarat Muslim.โ€ Dan disepakati oleh Imam Adz Dzahabi. Syaikh Al Albani berkata, โ€œDalam hal ini perlu ditinjau kembali, karena Muhammad bin Amr terdapat pembicaraan. Oleh karena itu, Imam Muslim tidak berhujjah dengannya, ia hanyalah meriwayatkan mutabaโ€™ahnya, dan ia hasan haditsnya.โ€ Lihat Ash Shahiihah 1/356 no. 203. [iii] HR. Abu Dawud 2/503-504, Darimiy 2/241, Ahmad 4/201, Hakim 1/128, Al Ajuriy dalam Asy Syariiโ€™ah 18, Ibnu Baththah dalam Al Ibanah 2/108/2, 119/1, Al Laalikaaโ€™i dalam Syarhus Sunnah 1/23/1 dari jalan Shafwan ia berkata, โ€œTelah menceritakan kepadaku Azhar bin Abdullah Al Hauzaniy dari Abu Amir Abdullah bin Luhay dari Muโ€™awiyah bin Abi Sufyan. Hakim berkata, โ€œSanad-sanad ini menjadikan hujjah tegak untuk menshahihkan hadits ini.โ€ Adz Dzahabi menyetujuinya. Al Haafizh dalam Takhrij Al Kasysyaf hal. 63 berkata, โ€œDan isnadnya hasan.โ€ Syaikh Al Albani berkata, โ€œBeliau Al Hafizh tidak menshahihkannya, karena Azhar bin Abdullah ini tidak ada yang mentsiqahkannya selain Al Ijliy dan Ibnu Hibban, dan ketika Al Hafizh menyebutkan dalam At Tahdzib perkataan Al Azdiy terhadapnya, โ€œMereka membicarakannya.โ€ Ia mengomentari dengan berkata, โ€œOrang yang sangat jujur, namun mereka membicarakannya karena madzhab Nashibiynya.โ€ Hadits ini disebutkan Al Hafizh Ibnu Katsir dalam tafsirnya 1/390 dari riwayat Ahmad, namun ia tidak membicarakan sanadnya, ia hanya mengisyaratkan kuatnya dengan perkataan, โ€œHadits ini datang dari beberapa jalan.โ€ Oleh karena itu, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Al Masaaโ€™il 83/2 berkata, โ€œIa adalah hadits yang shahih lagi masyhur.โ€ lihat Ash Shahiihah 1/358 no. 204. โ€‹ Syarah Hadits Irbadh bin Sariyah Berpeganglah Dengan Sunnahku dan Sunnah Para khulafaโ€™urasyidin Setelahku Alhamdulillah Washshalฤtu wassalฤmu alฤ rasลซlillฤh, wa alฤ ฤlihi wa ash hฤbihi ajmaโ€™in โ€ขโ€ข Untuk Mengikuti Sunnah Rasulullah Dan Larangan Taklid dan Fanatisme Mengikuti Al-Kitab Dan As- Sunnah Yang Memerintahkan Kita Untuk Mengikuti Nabi Dalam Segala Hal Dengan Al-Qurโ€™an & Sunnah yang Memegang Bara Api Sunnah Nabi yang Kian Terasing Memegang Bara Api Upaya Merusak Islam 8. Sunnah Sumber Agama As-Sunnah Dengan Al-Qurโ€™an Cara Allah Subhanahu Wa Taโ€™ala Menjaga Dan Memelihara Sunnah? Antara Musuh Dan Pembelanya Juga Merupakan Wahyu Sunnah Dan Ahlu Sunnah DiTengah Maraknya Bidโ€™ah Dan Ahli Bidโ€™ah โ€ขโ€ข Berpeganglah Dengan Sunnahku-Ust Abdullah Taslim Berpeganglah Kepada Sunnah-Ust Ihsan Berpeganglah Teguh Dengan Sunnah-Ust Abdullah Taslim Berpeganglah Teguh Diatas Sunnah-Syeikh Ibrahim Ar Ruhaily / Berpegang Teguh Diatas Sunnah JalanKeselamatan-Ustadz Abu Yaโ€™la Kurnaedi โ€ขโ€ข AGAR TIDAK TAKUT HANTU, SETAN -Ust Mizan Qudsiyah 10Mb 50Mnit Bolehkah Mengatakan Sekarang ini Masyarakat Jahiliyah-Ustadz Abdurrahman Thoyyib, Lc. Berpegang Teguh Kepada Sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam-Ust Abu Yaโ€™la Kurnaedi Nasihat Para Salafush Shalih Untuk Berpegang Teguh Kepada Sunnah-Ust Abu Yaโ€™la Kurnaedi Bahaya Ghuluw dan Mengkultuskan Individu-Ust Abu Haidar As Sundawy Nikmatnya Mengalahkan Nafsu dan Setan-Syaikh Abdurrazzaq bin AbdMuhsin Al-Badr Mengagungkan & Mencintai Allah Serta Mengingat Nikmat-NikmatNya-Syaikh Abdurrazzaq bin AbdilMuhsin Al-Badr Hakikat Pemuliaan Terhadap Seorang Manusia-Ust Ahmad Zainuddin Syirik Pada Zaman Jahiliyah dan Tindakan Pencegahannya-Ust Abu Haidar โ€ขโ€ข Ebook Kewajiban Berpegang Teguh Diatas Sunnah-Syaikh Abdul Aziz Bin Baz Mengagungkan Sunnah-Nabi-Shallallahu-Alaihi-Wasallam. Kewajiban Berpegang Teguh Kepada Sunnah Kewajiban Berpegang Teguh Kepada Sunnah dan Waspada Terhadap Bidโ€™ah Berpeganglah Dengan Sunnahku dan Sunnah Para khulafaโ€™urasyidin Setelahku โ€ขโ€ข ___ โžก Berpeganglah Dengan Sunnahku dan Sunnah Para khulafaโ€™urasyidin Setelahku Segala puji bagi Allah Rabbul alamin, shalawat dan salam semoga dilimpahkan keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat, amma baโ€™du Berikut pembahasan tentang Hadits, semoga Allah menjadikan penyusunan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, ุจุณู… ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุฑุญู…ู† ุงู„ุฑุญูŠู… โžก Syarah Hadits Irbadh bin Sariyah radhiyallahu anhuBerpeganglah Dengan Sunnahku dan Sunnah Para khulafaโ€™urasyidin Setelahku Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma baโ€™du โœ… Berikut ini syarah hadits Irbadh bin Sariyah radhiyallahu anhu. Semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan penyusunan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin. Hadits Irbadh bin Sariyah radhiyallahu anhu Dari Abu Najih Al Irbadh bin Sariyah radhiyallahu anhu dia berkata, โ€œRasulullah shallallahu alaihi wa sallam memberikan kami nasehat yang membuat hati kami bergetar dan air mata kami bercucuran. Kami berkata, โ€œWahai Rasulullah, seakan-akan ini merupakan nasihat perpisahan, maka berilah kami wasiat.โ€ Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ุฃููˆู’ุตููŠู’ูƒูู…ู’ ุจูุชูŽู‚ู’ูˆูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽุฒู‘ูŽ ูˆูŽุฌูŽู„ู‘ูŽุŒ ูˆูŽุงู„ุณู‘ูŽู…ู’ุนู ูˆูŽุงู„ุทู‘ูŽุงุนูŽุฉู ูˆูŽุฅูู†ู’ ุชูŽุฃูŽู…ู‘ูŽุฑูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ุนูŽุจู’ุฏูŒุŒ ููŽุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ู…ูŽู†ู’ ูŠูŽุนูุดู’ ู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ููŽุณูŽูŠูŽุฑูŽู‰ ุงุฎู’ุชูู„ุงูŽูุงู‹ ูƒู‹ุซููŠู’ุฑุงู‹. ููŽุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ุจูุณูู†ู‘ูŽุชููŠ ูˆูŽุณูู†ู‘ูŽุฉู ุงู„ู’ุฎูู„ูŽููŽุงุกู ุงู„ุฑู‘ูŽุงุดูุฏููŠู’ู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูŽู‡ู’ุฏููŠู‘ููŠู’ู†ูŽ ุนูŽุถู‘ููˆุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูŽุง ุจูุงู„ู†ู‘ูŽูˆูŽุงุฌูุฐูุŒ ูˆูŽุฅููŠู‘ูŽุงูƒูู…ู’ ูˆูŽู…ูุญู’ุฏูŽุซูŽุงุชู ุงู’ู„ุฃูู…ููˆู’ุฑูุŒ ููŽุฅูู†ู‘ูŽ ูƒูู„ู‘ูŽ ุจูุฏู’ุนูŽุฉู ุถูŽู„ุงูŽู„ูŽุฉูŒ โ€œSaya wasiatkan kalian untuk bertakwa kepada Allah Taโ€™ala, tunduk dan patuh kepada pemimpin meskipun yang memimpin kalian adalah seorang budak. Karena barang siapa yang hidup di antara kalian sepeninggalku, maka ia akan menyaksikan banyak perselisihan. Oleh karena itu, hendaklah kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah Khulafaur rasyidin yang mendapatkan petunjuk, gigitlah genggamlah dengan kuat dengan geraham. Hendaklah kalian menghindari perkara yang diada-adakan dalam agama, karena semua perkara bidโ€™ah adalah sesat.โ€œ HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Hakim, dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jamiโ€™ no. 2549. โžก Penjelasan hadits Irbadh bin Sariyah radhiyallahu anhu โœ… Kalimat, โ€œRasulullah shallallahu alaihi wa sallam memberikan kami nasehat mauโ€™izhahโ€. Mauโ€™izhah artinya mengingatkan disertai targhib dorongan dan tarhib ancaman. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam memberikan nasihat melihat waktu yang tepat dan memperhatikan kondisi madโ€™u audien. Beliau shallallahu alaihi wa sallam juga dalam memberikan nasihat sangat menyentuh hati. Dalam memberikan nasihat, Beliau mengikuti Al Qurโ€™an, yaitu menyertakan targhib dengan tarhib, sehingga tidak membuat putus asa manusia dan tidak membuat manusia berani melakukan maksat. Sebagian kaum salaf berkata, ุฅู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ููŽู‚ููŠู‡ูŽ ูƒูู„ู‘ู ุงู„ู’ููŽู‚ููŠู‡ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ู„ูŽุง ูŠูุคูŽูŠู‘ูุณู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณูŽ ู…ูู†ู’ ุฑูŽุญู’ู…ูŽุฉู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽู„ูŽุง ูŠูุฌูŽุฑู‘ูุฆูู‡ูู…ู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ู…ูŽุนูŽุงุตููŠ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู โ€œSesungguhnya orang yang betul-betul faqih adalah orang yang tidak membuat putus asa manusia dari rahmat Allah dan tidak membuat mereka berani mengerjakan maksiat kepada Allah.โ€ โœ… Sabda Beliau, โ€œBertakwa kepada Allahโ€, maksudnya adalah mencari perlindungan dari azab Allah dengan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Hal ini merupakan hak Allah Azza wa Jalla. Dan tidak ada wasiat yang paling mulia dan paling lengkap melebihi wasiat untuk bertakwa kepada Allah Azza wa Jalla, bahkan Allah mewasiatkan kita dan umat-umat sebelum kita untuk bertakwa kepada -Nya, Dia berfirman, ูˆูŽู„ูŽู‚ูŽุฏู’ ูˆูŽุตู‘ูŽูŠู’ู†ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุฃููˆุชููˆุง ุงู„ู’ูƒูุชูŽุงุจูŽ ู…ูู†ู’ ู‚ูŽุจู’ู„ููƒูู…ู’ ูˆูŽุฅููŠู‘ูŽุงูƒูู…ู’ ุฃูŽู†ู ุงุชู‘ูŽู‚ููˆุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูˆูŽุฅูู†ู’ ุชูŽูƒู’ููุฑููˆุง ููŽุฅูู†ู‘ูŽ ู„ูู„ู‘ูŽู‡ู ู…ูŽุง ูููŠ ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽุงูˆูŽุงุชู ูˆูŽู…ูŽุง ูููŠ ุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ุถู ูˆูŽูƒูŽุงู†ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุบูŽู†ููŠู‘ู‹ุง ุญูŽู…ููŠุฏู‹ุง โ€œDan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan juga kepada kamu; bertakwalah kepada Allah. Tetapi jika kamu kafir Maka ketahuilah, sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah kepunyaan Allah, dan Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.โ€ QS. An Nisaa 131 โœ… Sabda Beliau, โ€œTunduk dan patuh kepada pemimpin kalian,โ€ maksudnya tunduk dan patuh kepada para pemimpin baik adil maupun zalim, yakni dengarkanlah apa yang mereka katakan dan jauhilah apa yang mereka larang, meskipun yang memimpin kalian seorang budak. Tentunya jika mereka tidak memerintahkan bermaksiat. jika ternyata memerintahkan bermaksiat, maka tidak boleh ditaati. Perintah menaati ulil amri disebutkan di surat An Nisaaโ€™ ayat 59, ูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ุฃูŽุทููŠุนููˆุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูˆูŽุฃูŽุทููŠุนููˆุง ุงู„ุฑู‘ูŽุณููˆู„ูŽ ูˆูŽุฃููˆู„ููŠ ุงู„ู’ุฃูŽู…ู’ุฑู ู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ููŽุฅูู†ู’ ุชูŽู†ูŽุงุฒูŽุนู’ุชูู…ู’ ูููŠ ุดูŽูŠู’ุกู ููŽุฑูุฏู‘ููˆู‡ู ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽุงู„ุฑู‘ูŽุณููˆู„ู ุฅูู†ู’ ูƒูู†ู’ุชูู…ู’ ุชูุคู’ู…ูู†ููˆู†ูŽ ุจูุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽุงู„ู’ูŠูŽูˆู’ู…ู ุงู„ู’ุขุฎูุฑู ุฐูŽู„ููƒูŽ ุฎูŽูŠู’ุฑูŒ ูˆูŽุฃูŽุญู’ุณูŽู†ู ุชูŽุฃู’ูˆููŠู„ู‹ุง Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah Al Quran dan Rasul sunnahnya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari Akhir. Yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya. QS. An Nisaaโ€™ 59 Pada ayat tersebut, taat kepada ulil amri tidak diberi tambahan โ€œtaatilahโ€ sebagaimana ketika Allah memerintahkan taat kepada Allah dan Rasul-Nya, hal itu karena taat kepada ulil amri tidak mutlak. โœ… Ibnu Rajab Al Hanbaliy berkata, โ€œAdapun mendengar dan taat kepada pemerintah kaum muslimin, maka di dalamnya terdapat kebahagiaan di dunia. Dengannya, maslahat kehidupan hamba menjadi tertib, dan dengannya pula mereka bisa menampakkan agama mereka dan menaati Rabb mereka.โ€ โœ… Al Mubarakfuri berkata, โ€œDalam hadits tersebut terdapat dorongan untuk bersikap halus dan sejalan dengan pemerintah serta menjaga diri dari hal yang menimbulkan fitnah kekacauan dan mengakibatkan berpecah-belah.โ€ โœ… Dalam Al Majmaโ€™ disebutkan, โ€œJika dikatakan, bahwa syarat imam pemerintah itu harus seorang merdeka, bersuku Quraisy, dan selamat anggota badannya dari cacat, maka saya katakan, โ€œYa, jika diangkat berdasarkan keputusan Ahlul Halli wal Aqdi tim pengangkat kepala negara. Tetapi jika suatu pemerintahan digulingkan oleh yang lain lalu yang menggulingkan menjadi pemimpin, maka tetap tidak boleh menyelisihinya, dan hukum-hukumnya tetap diberlakukan meskipun ia seorang budak atau seorang muslim yang fasik. Di samping itu, dalam hadits itu tidak disebut Imam, bahkan imam memberikan salah satu kekuasaan kepadanya.โ€ โœ… Pensyarah kitab Aqidah Thahawiyyah berkata, ุฃูŽู…ู‘ูŽุง ู„ูุฒููˆู’ู…ู ุทูŽุงุนูŽุชูู‡ูู…ู’ ูˆูŽุฅูู†ู’ ุฌูŽุงุฑููˆู’ุง ุŒ ููŽู„ูุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ู ูŠูŽุชูŽุฑูŽุชู‘ูŽุจู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุฎูุฑููˆู’ุฌู ุนูŽู†ู’ ุทูŽุงุนูŽุชูู‡ูู…ู’ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูŽููŽุงุณูุฏู ุฃูŽุถู’ุนูŽุงูู ู…ูŽุง ูŠูŽุญู’ุตูู„ู ู…ูู†ู’ ุฌูŽูˆู’ุฑูู‡ูู…ู’ ุŒ ุจูŽู„ู’ ูููŠ ุงู„ุตู‘ูŽุจู’ุฑู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฌูŽูˆู’ุฑูู‡ูู…ู’ ุชูŽูƒู’ูููŠู’ุฑู ุงู„ุณู‘ูŽูŠู‘ูุฆูŽุงุชู ุŒ ูˆูŽู…ูุถูŽุงุนูŽููŽุฉู ุงู„ู’ุฃูุฌููˆู’ุฑู ุŒ ููŽุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰ ู…ูŽุง ุณูŽู„ู‘ูŽุทูŽู‡ูู…ู’ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู†ูŽุง ุฅูู„ุงู‘ูŽ ู„ูููŽุณูŽุงุฏู ุฃูŽุนู’ู…ูŽุงู„ูู†ูŽุง ุŒ ูˆูŽุงู„ู’ุฌูŽุฒูŽุงุกู ู…ูู†ู’ ุฌูู†ู’ุณู ุงู„ู’ุนูŽู…ูŽู„ู โ€œAdapun wajibnya menaati mereka penguasa meskipun mereka zalim, karena memberontak terhadap mereka menimbulkan banyak mafsadat melebihi tindak kezaliman yang mereka lakukan. Bahkan bersabar terhadap gangguan mereka dapat menghapuskan kesalahan dan melipatgandakan pahala, karena Allah Taโ€™ala tidaklah memberikan kekuasaan kepada mereka atas kita kecuali karena buruknya amal kita, dan balasan itu sesuai dengan amalan yang dikerjakan.โ€ โœ… Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ู…ูŽู†ู’ ุฑูŽุฃูŽู‰ ู…ูู†ู’ ุฃูŽู…ููŠุฑูู‡ู ุดูŽูŠู’ุฆู‹ุง ูŠูŽูƒู’ุฑูŽู‡ูู‡ู ููŽู„ู’ูŠูŽุตู’ุจูุฑู’ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ููŽุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ู…ูŽู†ู’ ููŽุงุฑูŽู‚ูŽ ุงู„ุฌูŽู…ูŽุงุนูŽุฉูŽ ุดูุจู’ุฑู‹ุง ููŽู…ูŽุงุชูŽุŒ ุฅูู„ู‘ูŽุง ู…ูŽุงุชูŽ ู…ููŠุชูŽุฉู‹ ุฌูŽุงู‡ูู„ููŠู‘ูŽุฉู‹ยป โ€œBarang siapa yang melihat suatu hal yang tidak disukai dari pemimpinnya, maka hendaknya ia bersabar, karena barang siapa yang memisahkan diri dari jamaah sejengkal saja, lalu ia meninggal dunia, maka ia akan meninggal dunia dengan cara Jahiliyyah.โ€ HR. Bukhari dan Muslim โœ… Sabda Beliau, โ€œKarena barang siapa yang hidup di antara kalian sepeninggalku, maka ia akan menyaksikan banyak perselisihan. Oleh karena itu, hendaklah kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah Khulafaur rasyidin yang mendapatkan petunjuk,โ€ yakni siapa saja yang diberi umur panjang, maka ia akan melihat banyak perselisihan baik dalam masalah akidah, ibadah, manhaj jalan hidup, dsb. yang membuat seseorang kebingungan untuk memilih mana jalan yang harus ia ikuti, apalagi masing-masing golongan yang ada seakan-akan di atas kebenaran karena berdalil meskipun sebenarnya salah dalam memahami dalilnya. Apa yang Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sampaikan ternyata benar-benar terjadi. Telah terjadi perselisihan yang banyak sepeninggal Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Hal, ini tampak sekali setelah terbunuhnya Umar bin Khattab radhiyallahu anhu, pintu fitnah terbuka, umat Islam pun berselisih dan terus berselisih. Namun demikian, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tidak membiarkan begitu saja umatnya kebingungan, bahkan Beliau memberikan jalan keluar saat kita menghadapi kondisi tersebut, yaitu dengan berpegang teguh dengan sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Beliau shallallahu alaihi wa sallam menyuruh kita untuk mengikuti sunnah Beliau meskipun menyelisihi kebanyakan orang. Tidak sebatas itu, Beliau juga menyuruh kita mengikuti para khalifah pengganti Beliau shallallahu alaihi wa sallam yang rasyidin mendapat petunjuk, yang tidak lain adalah para sahabat Beliau, terutama khalifah yang empat; Abu Bakr, Umar, Utsman dan Ali radhiyallahu anhum. Hal itu, karena bisa saja di antara golongan-golongan itu berdalih dengan ayat atau hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, namun dalam memahaminya tidak seperti yang dipahami Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya, sehingga Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menambahkan dengan sunnah jalan yang ditempuh, cara beragama, dan pemahaman para sahabat, yakni apakah para sahabat memahami seperti itu ketika mendengar ayat atau hadits dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, terutama pada ayat atau hadits-hadits yang membutuhkan penjelasan tambahan karena masih samar. โœ… Oleh karena itu Al Hafizh Ibnu Katsir berkata dalam mukadimah kitab tafsirnya, โ€œApabila ada seseorang yang bertanya, โ€œApa cara terbaik dalam menafsirkan Al Qurโ€™an?โ€ Jawab, โ€œSesungguhnya cara terbaik dalam hal ini adalah menafsirkan Al Qurโ€™an dengan penjelasan Al Quran, yang masih belum jelas di ayat ini mungkin dijelaskan di ayat lain. Jika kamu tidak menemukan penjelasan di ayat lain, maka dengan melihat As Sunnah, karena ia adalah pensyarah Al Qurโ€™an dan penjelasnyaโ€ฆdst.โ€ Lanjut Ke Halaman 2 Laman 12 Hadits Arbain 28 ini mengajarkan kita satu prinsip penting dalam beragama, ikutilah sunnah nabi shallallahu alaihi wa sallam dan tinggalkanlah bidah, serta diperintahkan untuk taat pada pemimpin selama bukan dalam maksiat. ุงู„ุญูŽุฏููŠู’ุซู ุงู„ุซูŽู‘ุงู…ูู†ู ูˆูŽุงู„ุนูุดู’ุฑููˆู’ู†ูŽ ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ู†ูŽุฌููŠู’ุญู ุงู„ุนูุฑู’ุจูŽุงุถู ุจู’ู†ู ุณูŽุงุฑููŠูŽุฉูŽ ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰ ุนูŽู†ู’ู‡ู ู‚ุงูŽู„ูŽ ูˆูŽุนูŽุธูŽู†ูŽุง ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุขู„ูู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ู…ูŽูˆู’ุนูุธู‹ุฉู‹ ูˆูŽุฌูู„ูŽุชู’ ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง ุงู„ู‚ูู„ููˆู’ุจู ูˆูŽุฐูŽุฑูŽููŽุชู’ ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง ุงู„ุนููŠููˆู’ู†ู ููŽู‚ูู„ู’ู†ูŽุง ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู’ู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ูƒูŽุฃูŽู†ูŽู‘ู‡ูŽุง ู…ูŽูˆู’ุนูุธูŽุฉู‹ ู…ููˆูŽุฏูู‘ุนู ููŽุฃูŽูˆู’ุตูู†ูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฃููˆู’ุตููŠู’ูƒูู…ู’ ุจูุชูŽู‚ู’ูˆูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽุฒูŽู‘ ูˆูŽ ุฌูŽู„ูŽู‘ ูˆูŽุงู„ุณูŽู‘ู…ู’ุนู ูˆูŽุงู„ุทูŽู‘ุงุนูŽุฉู ูˆูŽุฅูู†ู’ ุชูŽุฃูŽู…ูŽู‘ุฑูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ุนูŽุจู’ุฏูŒ ููŽุฅูู†ูŽู‘ู‡ู ู…ูŽู†ู’ ูŠูŽุนูุดู’ ู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ููŽุณูŽูŠูŽุฑูŽูŠ ุงุฎู’ุชูู„ุงูŽูู‹ุง ูƒูŽุซููŠู’ุฑู‹ุง ููŽุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ุจูุณูู†ูŽู‘ุชููŠ ูˆูŽุณูู†ูŽู‘ุฉู ุงู„ุฎูู„ูŽููŽุงุกู ุงู„ุฑูŽู‘ุงุดูุฏููŠู’ู†ูŽ ุงู„ู…ูŽู‡ู’ุฏููŠูู‘ูŠู’ู†ูŽ ุนูŽุถูู‘ูˆุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูŽุง ุจูุงู„ู†ูŽู‘ูˆูŽุงุฌูุฐู ูˆูŽุฅููŠูŽู‘ุงูƒูู…ู’ ูˆูŽู…ูุญู’ุฏูŽุซูŽุงุชู ุงู„ุฃูู…ููˆู’ุฑู ููŽุฅูู†ูŽู‘ ูƒูู„ูŽู‘ ุจูุฏู’ุนูŽุฉู ุถูŽู„ุงูŽู„ูŽุฉูŒ ุฑูŽูˆูŽุงู‡ู ุฃูŽุจููˆู’ ุฏูŽุงูˆูุฏูŽ ูˆูŽุงู„ุชูู‘ุฑู’ู…ูุฐููŠูู‘ ูˆูŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุญูŽุฏููŠู’ุซูŒ ุญูŽุณูŽู†ูŒ ุตูŽุญููŠู’ุญูŒ Hadits Kedua Puluh Delapan Dari Abu Najih Al-Irbadh bin Sariyah radhiyallahu anhu, ia berkata, โ€œRasulullah shallallahu alaihi wa sallam memberikan nasihat kepada kami dengan nasihat yang membuat hati menjadi bergetar dan mata menangis, maka kami berkata, Wahai Rasulullah! Sepertinya ini adalah wasiat dari orang yang akan berpisah, maka berikanlah wasiat kepada kami.โ€™ Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Aku berwasiat kepada kalian agar bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat meskipun kalian dipimpin seorang budak. Sungguh, orang yang hidup di antara kalian sepeninggalku, ia akan melihat perselisihan yang banyak. Oleh karena itu, wajib atas kalian berpegang teguh pada sunnahku dan Sunnah khulafaur rosyidin al-mahdiyyin yang mendapatkan petunjuk dalam ilmu dan amal. Gigitlah sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian, serta jauhilah setiap perkara yang diada-adakan, karena setiap bidah adalah sesat.โ€ HR. Abu Daud dan Tirmidzi, ia berkata bahwa hadits ini hasan sahih. [HR. Abu Daud, no. 4607 dan Tirmidzi, no. 2676. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini sahih]. Faedah Hadits Pertama Sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam begitu semangat dalam meraih kebaikan. Kedua Disyariatkan memberi nasihat mawโ€™izhah, diberikan pada tempatnya, dan sifat nasihat tersebut membekas. Syaikh Abdul Muhsin menyatakan, โ€œMawโ€™izhah nasihat dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam punya tiga sifat yaitu al-balaaghah bahasanya menyentuh dan jelas, hati bergetar, dan bisa membuat mata menangis.โ€ Fath Al-Qawi Al-Matin, hlm. 95. Ketiga Wasiat perpisahan itu lebih membekas dalam hati. Keempat Hati yang dalam keadaan takut, bisa membuat air mata menangis. Jika hati dalam keadaan gelap penuh maksiat, maka air mata tidaklah menangis, karena tidak dalam keadaan takut pada Allah. Hal ini yang disebutkan oleh Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah dan Syaikh Abdullah Al-Farih. Baca Juga Menangis Karena Allah Kelima Disyariatkan meminta nasihat dari yang lain, lebih-lebih lagi yang dimintai nasihat adalah orang yang punya keutamaan dalam ilmu. Keenam Wasiat yang paling penting untuk seorang hamba adalah bertakwa kepada Allah, karena wasiat tersebut merupakan wasiat orang yang terdahulu dan belakangan. Ketujuh Syaikh Abdul Muhsin berkata, โ€œTakwa adalah sebab memperoleh segala kebaikan dan kemenangan di dunia dan akhirat. Banyak ayat yang menyebutkan perintah untuk bertakwa kepada Allah. Seringnya adalah ayat tersebut didahului dengan kalimat Yaa ayyuhalladzina aamanuu wahai orang-orang yang beriman. Begitu pula takwa ini menjadi wasiat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pada para sahabatnya.โ€ Fath Al-Qawi Al-Matin, hlm. 96 Kedelapan Termasuk wasiat paling penting adalah menaati penguasa kaum muslimin dalam selain maksiat, juga berpegang pada ajaran Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan khulafaur rosyidin. Kesembilan Patuh dan taat kepada penguasa adalah selama bukan dalam perkara maksiat walaupun penguasa tersebut adalah seorang budak. Para ulama telah sepakat bahwa seorang budak tidaklah pantas untuk menjadi khalifah. Hadits ini berarti perintah untuk menaati penguasa, walau ia penguasa yang tidak pantas. Kesepuluh Syaikh Abdul Muhsin mengatakan, โ€œWasiat yang paling penting adalah taat dan patuh pada penguasa kaum muslimin karena di dalamnya terdapat manfaat dunia dan akhirat untuk kaum muslimin.โ€ Fath Al-Qawi Al-Matin, hlm. 100 Kesebelas Hadits ini menunjukkan mukjizat Nabi shallallahu alaihi wa sallam karena sepeninggal beliau akan ditemui perselisihan yang banyak. Kedua belas Berpegang pada As-Sunnah yaitu jalan Nabi shallallahu alaihi wa sallam agar selamat dari perselisihan, juga kita diperintahkan berpegang pada sunnah khulafaur rosyidin. Khulafaur rosyidin adalah Abu Bakar, Umar bin Al-Khaththab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah menyatakan kekhilafahan mereka berdasarkan wahyu. Sebagaimana disebutkan dalam hadits Safinah radhiyallahu anhu, ุฎูู„ุงูŽููŽุฉู ุงู„ู†ูู‘ุจููˆูŽู‘ุฉู ุซูŽู„ุงูŽุซููˆู’ู†ูŽ ุณูŽู†ูŽุฉู‹ ุซูู…ูŽู‘ ูŠูุคู’ุชููŠ ุงู„ู„ู‡ู ุงู„ู…ูู„ู’ูƒูŽ ุฃูŽูˆู’ ู…ูู„ู’ูƒูŽู‡ู ู…ูŽู†ู’ ูŠูŽุดูŽุงุกู โ€œKhilafah Nubuwwah itu selama 30 tahun. Kemudian Allah karuniakan kerajaan setelah itu.โ€ Dikeluarkan oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Silsilah Ash-Shahihah, 460. Masa pemerintahan โ€“ 632โ€“634 M Abu Bakar Ash-Shiddiq โ€“ 634โ€“644 M Umar bin Al-Khaththab โ€“ 644โ€“656 M Utsman bin Affan โ€“ 656โ€“661 M Ali bin Abi Thalib Ketiga belas Disebutkan oleh Ibnu Rajab Al-Hambali dalam Jaamiโ€™ Al-Ulum wa Al-Hikam, โ€œAs-Sunnah adalah jalan yang dilalui. Maka yang dimaksud di sini adalah berpegang pada jalan Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan khulafaur rosyidin, yaitu dalam hal berakidah, amalan, dan ucapan. Itulah As-Sunnah yang sempurna. Oleh karena itu, ulama salaf terdahulu tidaklah memutlakkan begitu saja kata As-Sunnah kecuali mencakup itu semua. Demikian diriwayatkan semakna dari Al-Hasan Al-Bashri, Al-Auzaโ€™i, dan Al-Fudhail bin Iyadh. Adapun ulama belakangan mengkhususkan istilah As-Sunnah untuk hal-hal yang terkait dengan keyakinan. Karena keyakinan akidah adalah pokok agama. Menyelisihi akidah ini berarti berada dalam bahaya yang besar.โ€ Keempat belas Hadits ini mengingatkan bahaya bidah. Kelima belas Kaedah yang diajarkan dalam hadits ini adalah setiap bidah itu sesat, tidak ada bidah hasanah. Keenam belas Hadits yang menyebutkan menjadi pelopor dalam kebaikan sunnah hasanah yaitu hadits, ู…ูŽู†ู’ ุณูŽู†ูŽู‘ ุณูู†ูŽู‘ุฉู‹ ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉู‹ ููŽุนูู…ูู„ูŽ ุจูู‡ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏูŽู‡ู ูƒูŽุงู†ูŽ ู„ูŽู‡ู ุฃูŽุฌู’ุฑูู‡ู ูˆูŽู…ูุซู’ู„ู ุฃูุฌููˆุฑูู‡ูู…ู’ ู…ูู†ู’ ุบูŽูŠู’ุฑู ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽู†ู’ู‚ูุตูŽ ู…ูู†ู’ ุฃูุฌููˆุฑูู‡ูู…ู’ ุดูŽูŠู’ุฆู‹ุง ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ุณูŽู†ูŽู‘ ุณูู†ูŽู‘ุฉู‹ ุณูŽูŠูู‘ุฆูŽุฉู‹ ููŽุนูู…ูู„ูŽ ุจูู‡ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏูŽู‡ู ูƒูŽุงู†ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูุฒู’ุฑูู‡ู ูˆูŽู…ูุซู’ู„ู ุฃูŽูˆู’ุฒูŽุงุฑูู‡ูู…ู’ ู…ูู†ู’ ุบูŽูŠู’ุฑู ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽู†ู’ู‚ูุตูŽ ู…ูู†ู’ ุฃูŽูˆู’ุฒูŽุงุฑูู‡ูู…ู’ ุดูŽูŠู’ุฆู‹ุง โ€œBarangsiapa melakukan suatu amalan kebaikan lalu diamalkan oleh orang sesudahnya, maka akan dicatat baginya ganjaran semisal ganjaran orang yang mengikutinya dan sedikitpun tidak akan mengurangi ganjaran yang mereka peroleh. Sebaliknya, barangsiapa melakukan suatu amalan kejelekan lalu diamalkan oleh orang sesudahnya, maka akan dicatat baginya dosa semisal dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosanya sedikit pun.โ€ HR. Muslim, no. 1017. Hadits ini maksudnya adalah menjadi teladan dalam kebaikan. Sebagaimana hal ini begitu jelas ketika membicarakan sebab hadits ini. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ketika itu memotivasi untuk sedekah. Kemudian ada orang Anshar yang membawa wadah besar, kemudian yang lainnya ikut-ikutan dalam bersedekah. Ketujuh belas Umar menghidupkan shalat tarawih pada bulan Ramadhan juga bentuknya adalah menghidupkan sunnah Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang sudah ada. Kedelapan belas Ajaran khulafaur rosyidin dianggap sebagai ajaran Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Kesembilan belas Hendaklah menggabungkan antara targhib dan tarhib, yaitu memotivasi dan menakut-nakuti. Dalam hadits digunakan kalimat targhib โ€œfa-alaikumโ€ hendaklah kalian mengikuti dan kalimat tarhib โ€œwa iyyakumโ€ hati-hatilah. Kedua puluh Wajib mempelajari ajaran Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Karena tidak mungkin seseorang mengikutinya selain dengan belajar. Tidak belajar, tentu saja tidak mungkin mengenal ajaran beliau. Kedua puluh satu Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata, โ€œJika banyak golongan-golongan hizbiyyah, maka jangalah mengikuti hizbi yang ada. Dahulu sudah muncul banyak golongan seperti Khawarij, Muktazilah, Jahmiyyah, dan Rafidhah. Kemudian belakangan ini ada berbagai golongan seperti salafiyyun, tablighiyyun, dan semacamnya. Ini semua kelompok-kelompok, jadikanlah yang kamu ikuti adalah sunnah nabi shallallahu alaihi wa sallam, karena Rasul shallallahu alaihi wa sallam katakan, Hendaklah berpegang pada ajaranku dan ajaran khulafaur rosyidin. Tidak ragu lagi bahwa wajib bagi kaum muslimin mengikuti madzhab salaf, kita tidak disuruh mengikuti kelompok yang namanya salafiyyun. Wajib bagi umat Islam mengikuti madzhab salafush shalih, bukan mengikuti kelompok salafiyyun. Namun para ikhwah salafiyyun lebih dekat pada kebenaran. Akan tetapi, masalah mereka adalah sama dengan yang lainnya, mereka saling sesatkan dan saling memfasikkan. Kami tidak salahkan mereka jika mereka berada di atas kebenaran. Akan tetapi, yang kami ingkari adalah cara mereka mengoreksi dengan cara seperti itu. Wajib bagi kita untuk menyatukan pemimpin tiap-tiap kelompok ini. Lalu kita suruh untuk mengikuti Alquran dan sunnah Rasul shallallahu alaihi wa sallam. Kita berhukum kepada keduanya bukan kembali pada hawa nafsu, bukan berhukum pada fulan atau fulan. Setiap orang bisa benar atau salah, selama masih berada di atas ilmu dan ibadah. Akan tetapi yang maksum adalah dinul Islam.โ€ Syarh Al-Arbaโ€™in An-Nawawiyyah, hlm. 308-309 Referensi Fath Al-Qawi Al-Matin fi Syarh Al-Arbaโ€™in wa Tatimmat Al-Khamsin li An-Nawawi wa Ibnu Rajab rahimahumallah. Cetakan kedua, Tahun 1436 H. Syaikh Abdul Muhsin bin Hamad Al-Abbad Al-Badr. Khulashah Al-Fawaid wa Al-Qawaโ€™id min Syarh Al-Arbaโ€™in An-Nawawiyyah. Syaikh Abdullah Al-Farih. Syarh Al-Arbaโ€™in An-Nawawiyyah. Cetakan ketiga, Tahun 1425 H. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin. Penerbit Dar Ats-Tsuraya. Baca Juga Hati-Hati Berkata Bidโ€™ah Akibat Beramal Tanpa Tuntunan Diselesaikan di Garuda, perjalanan Jogja โ€“ Jakarta, 30 November 2019 Oleh Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Pengertian Bidโ€™ahBidโ€™ah secara bahasa berarti membuat sesuatu tanpa ada contoh sebelumnya. Lihat Al-Muโ€™jam Al-Wasith, 191Definisi secara bahasa ini dapat dilihat pada perkataan Umar,ุงู„ู’ุจูุฏู’ุนูŽุฉู ู‡ูŽุฐูู‡ูโ€œSebaik-baik bidโ€™ah adalah ini.โ€ HR. Bukhari, no. 2010Bidโ€™ah secara istilah syarโ€™i yang paling bagus adalah definisi yang dikemukakan oleh Al-Imam Asy-Syathibi dalam kitabnya Al-Iโ€™tishom. Beliau mengatakan bahwa bidโ€™ah adalah,ุนูุจูŽุงุฑูŽุฉูŒ ุนูŽู†ู’ ุทูŽุฑููŠู’ู‚ูŽุฉู ูููŠ ุงู„ุฏูู‘ูŠู’ู†ู ู…ูุฎู’ุชูŽุฑูŽุนูŽุฉู ุชูุถูŽุงู‡ููŠ ุงู„ุดูŽู‘ุฑู’ุนููŠูŽู‘ุฉูŽ ูŠูู‚ู’ุตูŽุฏู ุจูุงู„ุณูู‘ู„ููˆู’ูƒู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูŽุง ุงู„ู…ูุจูŽุงู„ูŽุบูŽุฉู ูููŠ ุงู„ุชูŽู‘ุนูŽุจูุฏู ู„ู„ู‡ู ุณูุจู’ุญูŽุงู†ูŽู‡ูโ€œSuatu istilah untuk suatu jalan dalam agama yang dibuat-buat tanpa ada dalil, pen yang menyerupai syariโ€™at ajaran Islam, yang dimaksudkan ketika menempuhnya adalah untuk berlebih-lebihan dalam beribadah kepada Allah Taโ€™ala.โ€Definisi di atas adalah untuk definisi bidโ€™ah yang khusus ibadah dan tidak termasuk di dalamnya adat tradisi.Adapun yang memasukkan adat tradisi dalam makna bidโ€™ah, mereka mendefinisikan bahwa bidโ€™ah adalah,ุทูŽุฑููŠู’ู‚ูŽุฉูŒ ูููŠ ุงู„ุฏูู‘ูŠู’ู†ู ู…ูุฎู’ุชูŽุฑูŽุนูŽุฉู ุชูุถูŽุงู‡ููŠ ุงู„ุดูŽู‘ุฑู’ุนููŠูŽู‘ุฉูŽ ูŠูู‚ู’ุตูŽุฏู ุจูุงู„ุณูู‘ู„ููˆู’ูƒู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูŽุง ู…ูŽุง ูŠูู‚ู’ุตูŽุฏู ุจูุงู„ุทูŽู‘ุฑููŠู’ู‚ูŽุฉู ุงู„ุดูŽู‘ุฑู’ุนููŠูŽู‘ุฉูโ€œSuatu jalan dalam agama yang dibuat-buat tanpa ada dalil, pen dan menyerupai syariโ€™at ajaran Islam, yang dimaksudkan ketika melakukan adat tersebut adalah sebagaimana niat ketika menjalani syariโ€™at yaitu untuk mendekatkan diri pada Allah.โ€ Lihat Al-Iโ€™tisham, 150-51Definisi yang tidak kalah bagusnya adalah dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Beliau rahimahullah mengatakan,ูˆูŽุงู„ู’ุจูุฏู’ุนูŽุฉู ู…ูŽุง ุฎูŽุงู„ูŽููŽุชู’ ุงู„ู’ูƒูุชูŽุงุจูŽ ูˆูŽุงู„ุณูู‘ู†ูŽู‘ุฉูŽ ุฃูŽูˆู’ ุฅุฌู’ู…ูŽุงุนูŽ ุณูŽู„ูŽูู ุงู„ู’ุฃูู…ูŽู‘ุฉู ู…ูู†ู’ ุงู„ูุงุนู’ุชูู‚ูŽุงุฏูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ู’ุนูุจูŽุงุฏูŽุงุชูโ€œBidโ€™ah adalah iโ€™tiqod keyakinan dan ibadah yang menyelishi Al Kitab dan As Sunnah atau ijmaโ€™ kesepakatan salaf.โ€ Majmuโ€™ah Al-Fatawa, 18 346Tiga Syarat Disebut Bidโ€™ahUntuk melengkapi definisi bidโ€™ah sebelumnya, kita harus memahami tiga syarat kapankah suatu amalan disebut bidโ€™ah. Tiga syarat ini asalnya disimpulkan dari dalil-dalil berikut Hadits Al Irbadh bin Sariyah radhiyallahu anhu, dalam hadits tersebut disebutkan sabda Rasul shallallahu alaihi wa sallam,ูˆูŽุฅููŠูŽู‘ุงูƒูู…ู’ ูˆูŽู…ูุญู’ุฏูŽุซูŽุงุชู ุงู„ุฃูู…ููˆุฑู ููŽุฅูู†ูŽู‘ ูƒูู„ูŽู‘ ู…ูุญู’ุฏูŽุซูŽุฉู ุจูุฏู’ุนูŽุฉูŒ ูˆูŽูƒูู„ูŽู‘ ุจูุฏู’ุนูŽุฉู ุถูŽู„ุงูŽู„ูŽุฉูŒโ€œHati-hatilah dengan perkara yang diada-adakan karena setiap perkara yang diada-adakan adalah bidโ€™ah dan setiap bidโ€™ah adalah sesat.โ€ HR. Abu Daud, no. 4607 dan Tirmidzi, no. 2676. Syaikh Al-Albani mengatakan hadits ini shahihKedua Hadits Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhu, dalam hadits tersebut Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,ุฃูŽู…ูŽู‘ุง ุจูŽุนู’ุฏู ููŽุฅูู†ูŽู‘ ุฎูŽูŠู’ุฑูŽ ุงู„ู’ุญูŽุฏููŠุซู ูƒูุชูŽุงุจู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ูˆูŽุฎูŽูŠู’ุฑู ุงู„ู’ู‡ูุฏูŽู‰ ู‡ูุฏูŽู‰ ู…ูุญูŽู…ูŽู‘ุฏู ูˆูŽุดูŽุฑูู‘ ุงู„ุฃูู…ููˆุฑู ู…ูุญู’ุฏูŽุซูŽุงุชูู‡ูŽุง ูˆูŽูƒูู„ูู‘ ุจูุฏู’ุนูŽุฉู ุถูŽู„ุงูŽู„ูŽุฉูŒโ€œAmma baโ€™du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan bidโ€™ah dan setiap bidโ€™ah adalah sesat.โ€ HR. Muslim, no. 867Ketiga Hadits Aisyah radhiyallahu anha, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,ู…ูŽู†ู’ ุฃูŽุญู’ุฏูŽุซูŽ ููู‰ ุฃูŽู…ู’ุฑูู†ูŽุง ู‡ูŽุฐูŽุง ู…ูŽุง ู„ูŽูŠู’ุณูŽ ู…ูู†ู’ู‡ู ููŽู‡ููˆูŽ ุฑูŽุฏูŒู‘โ€œBarangsiapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak.โ€ HR. Bukhari, no. 20 dan Muslim, no. 1718Keempat Dalam riwayat lain dari Aisyah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,ู…ูŽู†ู’ ุนูŽู…ูู„ูŽ ุนูŽู…ูŽู„ุงู‹ ู„ูŽูŠู’ุณูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุฃูŽู…ู’ุฑูู†ูŽุง ููŽู‡ููˆูŽ ุฑูŽุฏูŒู‘โ€œBarangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan ajaran kami, maka amalan tersebut tertolak.โ€ HR. Muslim, no. 1718Dari hadits-hadits tersebut dapat disimpulkan apa yang dimaksud bidโ€™ah yang terlarang dalam agama, yaituSesuatu yang baru dibuat-buat.Sesuatu yang baru dalam disandarkan pada dalil syarโ€™ syarat di atas telah kita temukan pula dalam perkataan para ulama Rajab Al Hambali rahimahullah berkata,ููŽูƒูู„ูู‘ ู…ูŽู†ู’ ุฃูŽุญู’ุฏูŽุซูŽ ุดูŽูŠู’ุฆุงู‹ ุŒ ูˆูŽู†ูŽุณูŽุจูŽู‡ู ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ุฏูู‘ูŠู’ู†ู ุŒ ูˆูŽู„ูŽู…ู’ ูŠูŽูƒูู†ู’ ู„ูŽู‡ู ุฃูŽุตู’ู„ูŒ ู…ูู†ูŽ ุงู„ุฏูู‘ูŠู’ู†ู ูŠูŽุฑู’ุฌูุนู ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ู ุŒ ููŽู‡ููˆูŽ ุถูŽู„ุงูŽู„ูŽุฉูŒ ุŒ ูˆูŽุงู„ุฏูู‘ูŠู’ู†ู ุจูŽุฑููŠุกูŒ ู…ูู†ู’ู‡ู ุŒ ูˆูŽุณูŽูˆูŽุงุกูŒ ูููŠ ุฐูŽู„ููƒูŽ ู…ูŽุณูŽุงุฆูู„ู ุงู„ูุงุนู’ุชูู‚ูŽุงุฏูŽุงุชู ุŒ ุฃูŽูˆู’ ุงู„ุฃูŽุนู’ู…ูŽุงู„ู ุŒ ุฃูŽูˆู ุงู„ุฃูŽู‚ู’ูˆูŽุงู„ู ุงู„ุธูŽู‘ุงู‡ูุฑูŽุฉู ูˆูŽุงู„ู’ุจูŽุงุทูู†ูŽุฉู .โ€œSetiap yang dibuat-buat lalu disandarkan pada agama dan tidak memiliki dasar dalam Islam, itu termasuk kesesatan. Islam berlepas diri dari ajaran seperti itu termasuk dalam hal iโ€™tiqod keyakinan, amalan, perkataan yang lahir dan batin.โ€ Jaamiโ€™ Al-Ulum wa Al-Hikam, 2128Beliau rahimahullah juga berkata,ูˆูŽุงู„ู…ุฑูŽุงุฏู ุจูุงู„ู’ุจูุฏู’ุนูŽุฉู ู…ูŽุง ุฃูุญู’ุฏูุซูŽ ู…ูู…ูŽู‘ุง ู„ุงูŽ ุฃูŽุตู’ู„ูŽ ู„ูŽู‡ู ูููŠ ุงู„ุดูŽู‘ุฑููŠู’ุนูŽุฉู ูŠูŽุฏูู„ูู‘ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุŒ ููŽุฃูŽู…ูŽู‘ุง ู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ูŽ ู„ูŽู‡ู ุฃูŽุตู’ู„ูŒ ู…ูู†ูŽ ุงู„ุดูŽู‘ุฑู’ุนู ูŠูŽุฏูู„ูู‘ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุŒ ููŽู„ูŽูŠู’ุณูŽ ุจูุจูุฏู’ุนูŽุฉู ุดูŽุฑู’ุนุงู‹ ุŒ ูˆูŽุฅูู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ุจูุฏู’ุนูŽุฉู‹ ู„ูุบูŽุฉู‹โ€œYang dimaksud dengan bidโ€™ah adalah sesuatu yang baru yang tidak memiliki landasan dalil dalam syariโ€™at sebagai pendukung. Adapun jika didukung oleh dalil syarโ€™i, maka itu bukanlah bidโ€™ah menurut istilah syarโ€™i, namun bidโ€™ah secara bahasa.โ€ Jaamiโ€™ Al-Ulum wa Al-Hikam, 2127Ibnu Hajar rahimahullah berkata,ูˆูŽู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ูŽ ู„ูŽู‡ู ุฃูŽุตู’ู„ ูŠูŽุฏูู„ู‘ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุงู„ุดูŽู‘ุฑู’ุน ููŽู„ูŽูŠู’ุณูŽ ุจูุจูุฏู’ุนูŽุฉู ุŒ ููŽุงู„ู’ุจูุฏู’ุนูŽุฉ ูููŠ ุนูุฑู’ู ุงู„ุดูŽู‘ุฑู’ุน ู…ูŽุฐู’ู…ููˆู…ูŽุฉ ุจูุฎูู„ูŽุงูู ุงู„ู„ูู‘ุบูŽุฉ ููŽุฅูู†ูŽู‘ ูƒูู„ู‘ ุดูŽูŠู’ุก ุฃูุญู’ุฏูุซ ุนูŽู„ูŽู‰ ุบูŽูŠู’ุฑ ู…ูุซูŽุงู„ ูŠูุณูŽู…ูŽู‘ู‰ ุจูุฏู’ุนูŽุฉ ุณูŽูˆูŽุงุก ูƒูŽุงู†ูŽ ู…ูŽุญู’ู…ููˆุฏู‹ุง ุฃูŽูˆู’ ู…ูŽุฐู’ู…ููˆู…ู‹ุงโ€œSesuatu yang memiliki landasan dalil dalam syariโ€™at, maka itu bukanlah bidโ€™ah. Maka bidโ€™ah menurut istilah syariโ€™at adalah tercela berbeda dengan pengertian bahasa karena bidโ€™ah secara bahasa adalah segala sesuatu yang dibuat-buat tanpa ada contoh sebelumnya baik terpuji maupun tercela.โ€ Fath Al-Bari, 13253Setelah memahami yang dikemukakan di atas, pengertian bidโ€™ah secara ringkas adalah,ู…ูŽุง ุฃูŽุญู’ุฏูŽุซูŽ ูููŠ ุงู„ุฏูู‘ูŠู’ู†ู ู…ูู†ู’ ุบูŽูŠู’ุฑู ุฏูŽู„ููŠู’ู„ูโ€œSesuatu yang baru dibuat-buat dalam masalah agama tanpa adanya dalil.โ€ Inilah yang dimaksud dengan bidโ€™ah yang tercela dan dicela oleh Islam. Lihat Qowaโ€™id Maโ€™rifah Al-Bidaโ€™, hlm. 22. Pembahasan pada point ini juga diringkas dari Qowaโ€™id Maโ€™rifah Al-Bidaโ€™, hlm. benar-benar dapat memahami bidโ€™ah lebih dekat. Hadits ke 28 Mendengar dan Taat kepada Penguasa ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ู†ูŽุฌููŠู’ุญู ุงู„ู’ุนูุฑู’ุจูŽุงุถู ุจูู†ู’ ุณูŽุงุฑููŠูŽุฉูŽ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ ู‚ูŽุงู„ูŽ ูˆูŽุนูŽุธูŽู†ูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ู…ูŽูˆู’ุนูุธูŽุฉู‹ ูˆูŽุฌูู„ูŽุชู’ ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง ุงู„ู’ู‚ูู„ูุจู, ูˆูŽุฐูŽุฑูŽููŽุชู’ ู…ูู†ู’ู‡ูุง ุงู„ู’ุนููŠููˆู†ู, ููŽู‚ูู„ู’ู†ูŽุง ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู, ูƒูŽุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ูŽุง ู…ูŽูˆู’ุนูุธูŽุฉู ู…ููˆูŽุฏู‘ูุนู, ููŽุฃูŽูˆู’ุตูู†ูŽุง, ู‚ูŽุงู„ูŽโ€ ุฃููˆู’ุตููŠู’ูƒูู…ู’ ุจูุชูŽู‚ู’ูˆูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽุฒู‘ูŽูˆูŽุฌูŽู„ู‘ูŽ, ูˆูŽุงู„ุณู‘ูŽู…ู’ุนู ูˆูŽุงู„ุทู‘ูŽุงุนุฉู, ูˆูŽุฅูู†ู’ ุชูŽุฃูŽู…ู‘ูŽุฑูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ุนูŽุจู’ุฏูŒ ุญูŽุจูŽุดููŠู‘ูŒ, ููŽุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ู…ูŽู†ู’ ูŠูŽุนูุดู’ ู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ููŽุณูŽูŠูŽุฑูŽู‰ ุงุฎู’ุชูู„ุงูŽูู‹ุง ูƒูŽุซููŠู’ุฑู‹ุง, ููŽุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ุจูุณูู†ู‘ูŽุชููŠ ูˆูŽุณูู†ู‘ูŽุฉู ุงู„ู’ุฎูู„ูŽููŽุงุกู ุงู„ุฑู‘ูŽุงุดูุฏููŠู’ู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูŽู‡ู’ุฏููŠู‘ููŠู†ูŽ, ุนูŽุถู‘ููˆู’ุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูŽุง ุจูุงู„ู†ู‘ูŽูˆูŽุงุฌูุฐู, ูˆูŽุฅููŠู‘ูŽุงูƒูู…ู’ ูˆูŽู…ูุญู’ุฏูŽุซูŽุงุชู ุงู„ุฃูู…ููˆุฑู, ููŽุฅูู†ู‘ูŽ ูƒูู„ู‘ูŽ ุจูุฏู’ุนูŽุฉู‹ ุถูŽู„ุงูŽู„ูŽุฉูŒ.โ€ ุฑูŽูˆูŽุงู‡ู ุงู„ุชู‘ูุฑู’ู…ูุฐููŠู‘ู, ูˆูŽู‚ูŽุงู„ูŽุญูŽุฏููŠู’ุซูŒ ุญูŽุณูŽู†ูŒ ุตูŽุญููŠุญูŒ. Dari Abu Najih Irbadh bin Sariyah radhiyallahu anhu, dia berkata Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah memberikan nasehat kepada kami dengan sebuah nasehat yang menyebabkan hati bergetar dan air mata berlinang, lalu kami berkata Ya Rasulullah, seakan-akan ini adalah nasehat orang yang akan berpisah, maka berilah kami wasiat! Beliau bersabda โ€Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat kepada penguasa meskipun kalian diperintah oleh seorang budak Habasyi. Dan sesungguhnya siapa di antara kalian yang masih hidup sepeninggalku niscaya ia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib atas kalian untuk berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para khulafaur rasyidin yang mendapatkan petunjuk. Gigitlah sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian, dan hati-hatilah kalian dari perkara yang diada-adakan, karena setiap bid`ah adalah sesat.โ€ HR. Tirmidzi dan dia berkata bahwa hadits ini hasan shahih[1]. [1] Diriwayatkan oleh Abu Dawud 4607 dan At Tirmidzi 2676, Ibnu Majah 42, 43, 44, Ahmad 4/126, Ad Darimi 95 At Thabrani dalam Al Kabir 263, Ibnu Hibban 1/178, Al Hakim dalam Al Mustadrak 1/176 dan Al Baihaqi dalam Al Kubra 10/114. Beritahu yang lain

hadits irbadh bin sariyah