Semuahanya titipan Allah `azza wa jalla Semoga artikel-artikel yang ada di dalam blog ini bermanfaat bagi kita semua. Semua artikel dalam blog ini boleh di-copy dan disebarluaskan, tapi mohon untuk menyertakan link ke blog ini (www.hanyasebuahtitipan.blogspot.com). Dalamsebuah hadist yang artinya "Sungguh Allah amat senang menyaksikan hamba - Nya kelelahan (bersusah payah) didalam mencari rezeki yang halal". 2. Meminta Hanya Kepada Allah Umat manusia di wajibkan untuk meminta segala sesuatu hanya kepada Allah SWT, bahkan termasuk perkara rezeki. MemakanHarta dengan Cara yang Halal dan Baik. Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah/2: 168 yang artinya: " Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkai syaitan; Karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu ". TakPerlu Sombong, Tak Perlu Bangga, Karena Semua Ini Hanya Titipan - Rumah Yatim Arsyada. Cara Menghilangkan Sifat Sombong Dalam Diri Seorang Muslim - KUMPULAN MAKALAH. Sombong karena jabatan dan harta - Ust. Abdul Somad Lc., Ma. - YouTube. Kesombongan Sebesar Biji Sawi, Tidak Masuk Surga - Cyber Dakwah Darisemua contoh hadits dan ayat di atas disimpulkan bahwa kullu tidak harus bermakna semua ada juga yang bermakna sebagian. Siapa yang beranggapan kullu hanya bermakna semua sungguh telah mengada-ngada. Jadi kata kullu bidah dholalah dapat diartikan 'sebagian bid`ah adalah sesat'. Artinya ada sebagian bidah yang baik. lirik maula ya sholli wasallim daiman abada. JAKARTA - KH Ali Yafie dalam bukunya, Menggagas Fiqih Sosial mengatakan, ajaran Islam menempatkan harta benda dalam jajaran lima kemaslahatan dasar. Sebab, harta merupakan salah satu kepentingan yang mendasar dalam kehidupan manusia. Namun, Islam juga menempatkan harta benda sebagai ujian bagi manusia. Ini seperti ditegaskan surah Al-Taghaabun ayat 15, yang artinya, "Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan bagimu ...." Di satu sisi, hak kepemilikan seseorang atas harta benda tetap dihormati dan dilindungi. Akan tetapi, di sisi lain harta benda itu pada hakikatnya merupakan titipan dari Allah SWT. Sebab, Dialah Yang Mahamemiliki. Maka dari itu, seorang insan harus memanfaatkan harta bendanya sebagaimana diperintahkan Allah SWT. Ketika Nabi Muhammad saw tengah menderita sakit dan menjelang ajalnya, beliau hanya memiliki uang tujuh dinar. Khawatir kalau sampai meninggal dunia uang tersebut masih berada di tangannya, Nabi SAW pun menyuruh menyedekahkan seluruh uang itu kepada fakir miskin. ''Bagaimana nantinya jawab Muhammad kepada Tuhannya, sekiranya ia menghadap Allah sedangkan uang itu masih ada di tangannya,'' kata beliau. Demikianlah, Rasulullah saw pergi meninggalkan dunia fana ini menghadap Allah SWT tanpa meninggalkan uang sepeser pun. Nabi SAW tidak meninggalkan sesuatu harta benda kepada siapa pun, termasuk kepada keluarganya. Sekalipun demikian, Nabi secara cemerlang telah meninggalkan suri teladan dan contoh kehidupan yang indah. "Sesungguhnya pada diri Rasululllah itu suri teladan yang baik bagimu" QS Al-Ahzab 121. Ya, beliau hidupnya sangat bersahaja dan tidak terlalu merisaukan harta benda. Aisyah pernah berkata, ''Kiranya tuan makan hanya sekadarnya kenyang saja.'' Menjawab istrinya ini Nabi berkata, ''Wahai Aisyah! Buat apa dunia ini bagiku. Para rekanku, rasul-rasul ulul azmi telah bertahan atas hal-hal yang lebih berat dari yang aku rasakan. Aku malu, kalau sampai aku menghadap Tuhanku akan tak mencapai martabat seperti mereka." Sebagai pemimpin, beliau ingin memberikan contoh kepada para pemimpin lainnya agar selalu mendahulukan kepentingan rakyat katimbang diri dan keluarganya. Karenanya, Nabi pernah menolak permohonan putri tercintanya, Fatimah, yang menginginkan seorang pembantu di kediamannya yang berasal dari tawanan perang. Nabi menganggap masih ada orang lain yang lebih membutuhkannya. sumber Hikmah Republika oleh Alwi Shahab Kita paling tidak bisa lepas dari sifat yang satu ini. Jika memiliki harta berlebih, handphone yang smart, yang terlihat mentereng dan mahal, pasti ingin sekali dipamer-pamerkan. Selalu berbangga dengan harta dan perhiasan dunia, itulah jadi watak sebagian kita. Semoga Allah memberikan taufik pada kita untuk merenungkan surat berikut ุงู„ุชูŽู‘ูƒูŽุงุซูุฑู 1 ุญูŽุชูŽู‘ู‰ ุฒูุฑู’ุชูู…ู ุงู„ู’ู…ูŽู‚ูŽุงุจูุฑูŽ 2 ูƒูŽู„ูŽู‘ุง ุณูŽูˆู’ููŽ ุชูŽุนู’ู„ูŽู…ููˆู†ูŽ 3 ุซูู…ูŽู‘ ูƒูŽู„ูŽู‘ุง ุณูŽูˆู’ููŽ ุชูŽุนู’ู„ูŽู…ููˆู†ูŽ 4 ูƒูŽู„ูŽู‘ุง ู„ูŽูˆู’ ุชูŽุนู’ู„ูŽู…ููˆู†ูŽ ุนูู„ู’ู…ูŽ ุงู„ู’ูŠูŽู‚ููŠู†ู 5 ู„ูŽุชูŽุฑูŽูˆูู†ูŽู‘ ุงู„ู’ุฌูŽุญููŠู…ูŽ 6 ุซูู…ูŽู‘ ู„ูŽุชูŽุฑูŽูˆูู†ูŽู‘ู‡ูŽุง ุนูŽูŠู’ู†ูŽ ุงู„ู’ูŠูŽู‚ููŠู†ู 7 ุซูู…ูŽู‘ ู„ูŽุชูุณู’ุฃูŽู„ูู†ูŽู‘ ูŠูŽูˆู’ู…ูŽุฆูุฐู ุนูŽู†ู ุงู„ู†ูŽู‘ุนููŠู…ู 8โ€œBermegah-megahan telah melalaikan kamu, 1 sampai kamu masuk ke dalam kubur. 2 Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui akibat perbuatanmu itu, 3 dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. 4 Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, 5 niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, 6 dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ainul yaqin. 7 kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan yang kamu megah-megahkan di dunia itu 8.โ€ QS. At Takatsur 1-8Saling Berbangga dengan Anak dan HartaInilah watak manusia saling berbangga dengan keturunan dan harta. Lihatlah bagaimana jika kita memiliki anak yang pintar, pasti akan dibanggakan. Begitu pula ketika kita memiliki harta mewah, sama halnya dengan hal Jarir menyebutkan tafsiran ayat โ€œุฃูŽู„ู’ู‡ูŽุงูƒูู…ู ุงู„ุชูŽู‘ูƒูŽุงุซูุฑูโ€ dari Qotadah. Maksud ayat tersebut adalah seperti menyatakan, โ€œKami lebih banyak dari keturunan si fulan, atau keturunan A lebih unggul dari keturunan B. Kebanggaan itu semua melalaikan hingga mereka mati dalam keadaan sesat.โ€ Tafsir Ath Thobari, 24 598-599Yang dimaksud berbangga di sini adalah dalam harta sebagaimana tafsiran sebagian ulama. Lihat Tafsir Ath Thobari, 24 599Ibnu Katsir berkata, โ€œKecintaan terhadap dunia, kenikmatan dan perhiasannya telah melalaikan kalian dari mencari akhirat. Hal itu pun berlanjut dan baru berhenti ketika datang maut dan ketika berada di alam kubur saat kalian menjadi penghuni alam tersebut.โ€ Tafsir Al Qurโ€™an Al Azhim, 14 442Al Hasan Al Bashri berkata mengenai ayat di atas, โ€œBerbangga-bangga dengan anak dan harta benar-benar telah melalaikan kalian dari ketaatan.โ€ Tafsir Al Qurโ€™an Al Azhim, 14 442Harta dan Kebanggaan akan SirnaBerbangga-bangga seperti di atas sehingga membuat lalai dari ketaatan baru berhenti ketika seseorang masuk ke alam Qotadah, dari Muthorrif, dari ayahnya, ia berkata, โ€œAku pernah mendatangi Nabi shallallahu alaihi wa sallam membaca ayat โ€œุฃูŽู„ู’ู‡ูŽุงูƒูู…ู ุงู„ุชูŽู‘ูƒูŽุงุซูุฑูโ€ sungguh berbangga-bangga telah melalaikan kalian dari ketaatan, lantas beliau bersabda,ูŠูŽู‚ููˆู„ู ุงุจู’ู†ู ุขุฏูŽู…ูŽ ู…ูŽุงู„ูู‰ ู…ูŽุงู„ูู‰ โ€“ ู‚ูŽุงู„ูŽ โ€“ ูˆูŽู‡ูŽู„ู’ ู„ูŽูƒูŽ ูŠูŽุง ุงุจู’ู†ูŽ ุขุฏูŽู…ูŽ ู…ูู†ู’ ู…ูŽุงู„ููƒูŽ ุฅูู„ุงูŽู‘ ู…ูŽุง ุฃูŽูƒูŽู„ู’ุชูŽ ููŽุฃูŽูู’ู†ูŽูŠู’ุชูŽ ุฃูŽูˆู’ ู„ูŽุจูุณู’ุชูŽ ููŽุฃูŽุจู’ู„ูŽูŠู’ุชูŽ ุฃูŽูˆู’ ุชูŽุตูŽุฏูŽู‘ู‚ู’ุชูŽ ููŽุฃูŽู…ู’ุถูŽูŠู’ุชูŽโ€œManusia berkata, โ€œHartaku-hartaku.โ€ Beliau bersabda, โ€œWahai manusia, apakah benar engkau memiliki harta? Bukankah yang engkau makan akan lenyap begitu saja? Bukankah pakaian yang engkau kenakan juga akan usang? Bukankah yang engkau sedekahkan akan berlalu begitu saja?โ€ HR. Muslim no. 2958Dari Anas bin Malik, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,ูŠูŽุชู’ุจูŽุนู ุงู„ู’ู…ูŽูŠูู‘ุชูŽ ุซูŽู„ุงูŽุซูŽุฉูŒ ุŒ ููŽูŠูŽุฑู’ุฌูุนู ุงุซู’ู†ูŽุงู†ู ูˆูŽูŠูŽุจู’ู‚ูŽู‰ ู…ูŽุนูŽู‡ู ูˆูŽุงุญูุฏูŒ ุŒ ูŠูŽุชู’ุจูŽุนูู‡ู ุฃูŽู‡ู’ู„ูู‡ู ูˆูŽู…ูŽุงู„ูู‡ู ูˆูŽุนูŽู…ูŽู„ูู‡ู ุŒ ููŽูŠูŽุฑู’ุฌูุนู ุฃูŽู‡ู’ู„ูู‡ู ูˆูŽู…ูŽุงู„ูู‡ู ุŒ ูˆูŽูŠูŽุจู’ู‚ูŽู‰ ุนูŽู…ูŽู„ูู‡ูโ€œYang akan mengiringi mayit hingga ke kubur ada tiga. Yang dua akan kembali, sedangkan yang satu akan menemaninya. Yang mengiringinya tadi adalah keluarga, harta dan amalnya. Keluarga dan hartanya akan kembali. Sedangkan yang tetap menemani hanyalah amalnya.โ€ HR. Bukhari no. 6514 dan Muslim no. 2960Al Hafizh Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyq menyebutkan biografi Al Ahnaf bin Qois โ€“nama yang biasa kita kenal adalah Adh Dhohak-, bahwasanya beliau melihat dirham di genggaman tangan seseorang. Lantas Al Ahnaf bertanya, โ€œDirham ini milik siapa?โ€ โ€œMilik sayaโ€, jawabnya. Al Ahnaf berkata, โ€œHarta tersebut jadi milikmu jika engkau menginfakkannya untuk mengharap pahala atau dalam rangka bersyukur.โ€ Kemudian Al Ahnaf berkata seperti perkataan penyair,ุฃู†ุชูŽ ู„ู„ู…ุงู„ ุฅุฐุง ุฃู…ุณูƒุชูŽู‡ โ€ฆ ูุฅุฐุง ุฃู†ูู‚ุชูŽู‡ ูุงู„ู…ุงู„ู ู„ูŽูƒู’ โ€ฆEngkau akan menjadi budak harta jika engkau menahan harta tersebut,Namun jika engkau menginfakkannya, harta tersebut barulah jadi milikmu. Tafsir Al Qurโ€™an Al Azhim, 14 443Kenapa dikatakan harta yang disedekahkan atau disalurkan sebagai nafkah itulah yang jadi milik kita? Jawabnya, karena harta seperti inilah yang akan kita nikmati sebagai pahala di akhirat kelak. Sedangkan harta yang kita gunakan selain tujuan itu, hanyalah akan sirna dan tidak bermanfaat di akhirat Lihatlah Orang di BawahmuSuatu saat Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah menyampaikan nasehat kepada Abu Dzar. Abu Dzar berkata,ุฃูŽู…ูŽุฑูŽู†ููŠ ุฎูŽู„ููŠู„ููŠ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ุจูุณูŽุจู’ุนู ุฃูŽู…ูŽุฑูŽู†ููŠ ุจูุญูุจูู‘ ุงู„ู’ู…ูŽุณูŽุงูƒููŠู†ู ูˆูŽุงู„ุฏูู‘ู†ููˆูู‘ ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ูˆูŽุฃูŽู…ูŽุฑูŽู†ููŠ ุฃูŽู†ู’ ุฃูŽู†ู’ุธูุฑูŽ ุฅูู„ูŽู‰ ู…ูŽู†ู’ ู‡ููˆูŽ ุฏููˆู†ููŠ ูˆูŽู„ูŽุง ุฃูŽู†ู’ุธูุฑูŽ ุฅูู„ูŽู‰ ู…ูŽู†ู’ ู‡ููˆูŽ ููŽูˆู’ู‚ููŠโ€œKekasihku yakni Nabi shallallahu alaihi wa sallam memerintah tujuh perkara padaku, di antaranya 1 Beliau memerintahkanku agar mencintai orang miskin dan dekat dengan mereka, 2 beliau memerintahkanku agar melihat orang yang berada di bawahku dalam masalah harta dan dunia, juga supaya aku tidak memperhatikan orang yang berada di atasku. โ€ฆโ€ HR. Ahmad, 5 159. Syaikh Syuโ€™aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahihDari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,ุงู†ู’ุธูุฑููˆุง ุฅูู„ูŽู‰ ู…ูŽู†ู’ ุฃูŽุณู’ููŽู„ูŽ ู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽู„ุงูŽ ุชูŽู†ู’ุธูุฑููˆุง ุฅูู„ูŽู‰ ู…ูŽู†ู’ ู‡ููˆูŽ ููŽูˆู’ู‚ูŽูƒูู…ู’ ููŽู‡ููˆูŽ ุฃูŽุฌู’ุฏูŽุฑู ุฃูŽู†ู’ ู„ุงูŽ ุชูŽุฒู’ุฏูŽุฑููˆุง ู†ูุนู’ู…ูŽุฉูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูโ€œPandanglah orang yang berada di bawahmu dalam masalah harta dan dunia dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu dalam masalah ini. Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.โ€ HR. Muslim no. 2963Al Ghozali โ€“rahimahullah- mengatakan, โ€œSetan selamanya akan memalingkan pandangan manusia pada orang yang berada di atasnya dalam masalah dunia. Setan akan membisik-bisikkan padanya Kenapa engkau menjadi kurang semangat dalam mencari dan memiliki harta supaya engkau dapat bergaya hidup mewah[?]โ€™ Namun dalam masalah agama dan akhirat, setan akan memalingkan wajahnya kepada orang yang berada di bawahnya yang jauh dari agama. Setan akan membisik-bisikkan, Kenapa dirimu merasa rendah dan hina di hadapan Allah[?]โ€ Si fulan itu masih lebih berilmu darimuโ€™.โ€ Lihat Faidul Qodir Syarh Al Jaamiโ€™ Ash Shogir, 1/573Mengapa Mesti Berbangga-bangga?Mengapa kita mesti berbangga-bangga, sedangkan harta hanyalah kita mesti berbangga-bangga, sedangkan harta yang bermanfaat jika digunakan dalam yang digunakan selain untuk jalan kebaikan, tentu akan sirna dan yang kita banggakan adalah bagaimana keimanan kita, bagaimana ketakwaan kita di sisi Allah, bagaimana kita bisa amanat dalam menggunakan harta titipan Qurthubi pernah menerangkan mengenai ayat berikut ini,ุขูŽู…ูู†ููˆุง ุจูุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู„ูู‡ู ูˆูŽุฃูŽู†ู’ููู‚ููˆุง ู…ูู…ูŽู‘ุง ุฌูŽุนูŽู„ูŽูƒูู…ู’ ู…ูุณู’ุชูŽุฎู’ู„ูŽูููŠู†ูŽ ูููŠู‡ู ููŽุงู„ูŽู‘ุฐููŠู†ูŽ ุขูŽู…ูŽู†ููˆุง ู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽุฃูŽู†ู’ููŽู‚ููˆุง ู„ูŽู‡ูู…ู’ ุฃูŽุฌู’ุฑูŒ ูƒูŽุจููŠุฑูŒโ€œBerimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan sebagian dari hartanya memperoleh pahala yang besar.โ€ QS. Al Hadiid 7. Beliau berkata, โ€œHal ini menunjukkan bahwa harta kalian bukanlah miliki kalian pada hakikatnya. Kalian hanyalah bertindak sebagai wakil atau pengganti dari pemilik harta tersebut yang sebenarnya. Oleh karena itu, manfaatkanlah kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya untuk memanfaatkan harta tersebut di jalan yang benar sebelum harta tersebut hilang dan berpindah pada orang-orang setelah kalian. โ€Lantas Al Qurtubhi menutup penjelasan ayat tersebut, โ€œAdapun orang-orang yang beriman dan beramal sholih di antara kalian, lalu mereka menginfakkan harta mereka di jalan Allah, bagi mereka balasan yang besar yaitu SURGA.โ€ Tafsir Al Qurthubi, 17/238Raihlah surga Allah, raihlah jannah-Nya. Itulah yang mesti kita cari dan kita ุงู„ู’ุฎูŽูŠู’ุฑูŽุงุชู ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ู…ูŽุฑู’ุฌูุนููƒูู…ู’ ุฌูŽู…ููŠุนู‹ุงโ€œMaka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Sesungguhnya kepada Allah-lah tempat kalian semua kembali.โ€ QS. Al Maโ€™idah 48 Alhamdulilllah. Segala puji hanya milik Alloh Swt. Semoga Alloh Yang Maha Baik, menggolongkan kita kepada hamba-hamba-Nya yang istiqomah di jalan-Nya. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda nabi Muhammad Saw. Saudaraku, jika kita merasa memiliki sesuatu, bisa harta kekayaan, pangkat jabatan, pasangan, anak-anak, rumah, kendaraan, dan lain sebagainya dari urusan dunia ini, maka yakinilah bahwa semua itu hanya titipan. Bahkan diri kita pun hanyalah titipan. Kita tidak memiliki apa-apa jika Alloh Swt. tidak memberi kepada kita. Kita tidak punya apa-apa jika Alloh tidak menghendakinya. Selaiknya sebuah titipan, pasti ada saatnya titipan itu diambil kembali oleh sang pemilik. Dan, juga akan ada saatnya sang pemiliki mempertanyakan apa yang telah terjadi dengan titipannya. Maka, demikian pula dengan titipan Alloh Swt. kepada kita. Rosululloh Saw. bersabda, โ€œTidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya dimintai pertanggungjawaban tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya.โ€HR. Tirmidzi Mata kita, digunakan untuk apa? Apakah untuk membaca dan merenungi tanda-tanda kebesaran Alloh Swt. sehingga makin kuat iman kita kepada-Nya, ataukah justru digunakan untuk bermaksiat? Lisan kita, digunakan untuk apa? Apakah basah dengan dzikir dan ucapan-ucapan yang Alloh ridhoi, ataukan sibuk dengan ucapan dusta dan sia-sia? Demikian juga dengan berbagai hal yang menurut kita adalah milik kita, untuk apakah digunakan, apakah untuk mendekat kepada Alloh atau malah menjauhi-Nya? Maasyaa Alloh.. Setiap segala sesuatu adalah milik Alloh dan akan kembali kepada-Nya. Alloh Swt. berfirman, โ€œKepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allahlah dikembalikan segala urusan.โ€ QS. Ali Imron [3] 109 Semoga Alloh Swt. senantiasa memberikan hidayah-Nya kepada kita sehingga kita senantiasa menyadari bahwa segala kita yang miliki adalah titipan dari Alloh Swt. yang pasti kelak akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan-Nya. Semoga kita termasuk orang yang amanah dalam mengemban amanah tersebut untuk hanya dipergunakan pada urusan-urusan yang Alloh ridhoi. Aamiin yaa Robbal aalamiin. Oleh KH. Abdullah Gymnastiar, Sumber Ayo bagikan sebagai sedekahโ€ฆ Saudaraku, SAAT ini banyak di antara kita yang sombong dengan apa yang dimilikinya. Mereka bangga dengan harta, pangkat, jabatan, rumah, kendaraan, gelar dan lain sebagainya. Padahal benarkah itu semua milik kita? Saudaraku, Sesungguhnya apa-apa yang kita miliki di dunia ini hanyalah titipan dari Allah SWT. Maka sungguh sangat dangkat hidup kita jika kita beranggapan bahwa apa yang kita gunakan saat ini adalah milik kita. Betapa hidup kita tidak bernilai jika hanya menjadikan perhiasan dunia sebagai tolak ukur kemuliaan. Sungguh konyol jika kita merasa terhormat oleh bungkus, sedangkan terhadap isi kita abai. Tidakkah kita sadar bahwa semua itu tiada lain hanyalah titipan dari Allah Swt. Bahkan kita hidup di dunia pun hanya nebeng saja, dan alam semesta ini mutlak adalah milik Allah Swt. Lantas apa yang pantas kita sombongkan sebenarnya? Tidak ada sedikitpun. Di dalam Al Quran terdapat hikmah yang sangat besar terkandung dalam nasehat Luqman kepada putranya. Allah Swt. berfirman, โ€œDan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.โ€ QS. Lukman [31] 18. Saudaraku, Kehidupan kita adalah karunia dari Allah. Hanya Allah yang mencukupi rezeki kita, melimpahi kita dengan berbagai karunia-Nya. Bumi ini hanya milik Allah, sedangkan kita hanya nebeng sementara dan hanya sebentar saja.[] Sumber Nasihat-nasihat Aa Gym

hadits semua hanya titipan allah