selamadi pandai besi, baru kali ini membuat keris dari bearing keris palsu ️assallamuallaikum wr wb. di video kali ini saya akan mencoba membuat keris da Prosespembuatan keris dan tosan aji lainnya sebenarnya tidak berbeda jauh dengan cara kerja para pandai besi dalam membuat cangkul, arit atau pisau dapur. Pertama, segala jenis bahan baku, peralatan dan sarana untuk pekerjaan itu harus disiapkan. Bahan baku, sarana dan peralatan itu antara lain adalah : Besalen : Tempat kerja, bengkel kerja Takjubbahwa ternyata ada banyak sekali tipe pamor keris. Pamor berasal dari kata amor atau awor (dari bahasa Jawa) yang artinya berpadu atau paduan. Sebelum pembuatan keris dilakukan upacara do'a lengkap dengan berbagai jenis sesajennya. Jawa, Minangkabau, dan Bali punya cara yg berbeda dlm menaruh keris CMIIW 21-12-2017 23:26 . 0 BeliKeris Jalak Sangu Tumpeng Pamor Pedaringan Kebak tangguh Mataram Sepuh. Harga Murah di Lapak Keris Pusaka Tosan Aji. Pengiriman cepat Pembayaran 100% aman. Belanja Sekarang Juga Hanya di Bukalapak. iloveindonesia WELCOME TO MY THREAD :iloveindonesia Alhamdulillah HT :D untuk pertama kalinya :( Halo agan-agan sekalian semoga saja kalian tetap diberi kesehatan dan rezeki yang berlimpah. Amiin :D Pertama-tama ane cuma mau bilang kalo trit ini kagak repost Ane sangat mengharaPkan : :cendolbig & :rate5 Dan Ane sangat mengharaMkan : :batabig :ngacir2 oke.. lirik maula ya sholli wasallim daiman abada. Dulu, cara membuat keris merupakan sesuatu yang rahasia. Terutama di masa Hindu Buddha, tidak semua orang boleh melihat proses pembuatan pusaka ini. Namun para pandai besi sekarang lebih terbuka. Mereka mengijinkan siapapun mempelajari proses pembuatan keris. Karena bila tidak demikian, akan sulit warisan budaya ini dilestarikan oleh para generasi muda. Satu hal yang tidak berubah dari proses pembuatan keris adalah tata cara dan perhitungannya yang terkenal rumit. Sebelum memulai rangkaian proses, terlebih dulu si empu yang bersangkutan melakukan ritual puasa dan berdoa kepada Tuhan. Bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan keris antara lain adalah tempat besi untuk keris lurus yang berbobot sekitar 12 kilogram. Sedangkan untuk keris berlekuk bobotnya mencapai 18 kilogram. Baja yang diperlukan kurang lebih seberat 600 gram dan bahan pamor atau nikel seberat 350 gram. Di masa lampau, bahan pamor ini didapat dari meteor. Tetapi saat ini tentu sangat sulit mendapatkan bahan tersebut, sehingga diganti dengan nikel. Proses Awal Cara Membuat Keris Awal pembuatan keris dilakukan dengan menyatukan pamor dan besi. Caranya, bahan pamor dijepit dengan dua besi dan ditempa. Sehingga terbentuk lapisan atau lipatan pada besi dan pamor. Paling tidak, dalam proses penempaan ini diperlukan minimal 128 lipatan. Sedangkan bila menginginkan kualitas yang bagus, setidaknya diperlukan minimal dua ribu lipatan. Makin banyak lipatannya, makin lama pula waktu yang diperlukan. Sebab pada dasarnya cara membuat keris adalah dengan pembakaran, penempaan dan pelipatan. Selama proses tempa, sang empu dan para panjak memasukkan besi dan bahan pamor berulang kali. Sehingga udara terasa sangat panas dengan abu pembakaran yang beterbangan. Sesekali, besi yang menganga panas akan dicelupkan minyak secara mendadak sebagai proses pendinginan. Proses pendinginan ini disebut nyepuh. Tujuannya adalah untuk mendapatkan besi yang kuat dan keras. Setelah melewati rangkaian proses ini, baja dan bahan pamor yang tadinya berat akan berubah menjadi sebilah keris yang ringan, tipis dan kuat. Keris mentah kemudian ditatah dengan corak. Bisa berupa ukiran hiasan atau pola, seperti motif hewan, tumbuhan, wayang, ataupun rajah dan mantra. Proses Akhir Cara Membuat Keris Proses terakhir dalam pembuatan keris adalah proses marangi atau memunculkan pamor. Caranya adalah dengan memoleskan warangan. Adapun warangan ini sendiri berupa cairan arsenikum yang sudah dicampur dengan air jeruk nipis. Warangan yang dioleskan pada keris akan memunculkan lapisan hitam pada besi, sedangkan bahan nikelnya tetap berwarna putih. Warna putih yang membentuk pola ini disebut pamor keris. Manakala dinilai, harga sebilah keris yang berkualitas tinggi bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta. Meskipun pada jamannya merupakan senjata, namun sejak dulu keris telah memiliki nilai lain dalam proses ritual, sekaligus memperlihatkan status sosial orang yang memilikinya. Konsultasi Seputar Hal Spiritual, Pelarisan dan Pengasihan, Dengan Ibu Dewi Sundari langsung dibawah ini Atau Hubungi Admin Mas Wahyu dibawah ini Pamor Banyu Mili. Sumber MALAM satu Suro kerap dimanfaatkan masyarakat Jawa, selain untuk berkontemplasi, juga memandikan jamas pusaka, berupa tombak, gada, hingga keris. Di antara ragam pusaka, Keris menjadi andalan dan paling banyak dimiliki orang Jawa. Keris, menurut Haryono Haryoguritno pada Keris Jawa, antara Mistik dan Nalar, merupakan kelompok senjata tikam berbentuk asimetrik, baik lurus maupun berkeluk luk, dibuat dengan teknologi tuang logam, dan bernilai filosofi tinggi. Tiap bagian keris memiliki nama, fungsi, dan filosofi. Pamor, misalnya, berakar kata amor atau wor berarti campur atau pencampuran beberapa unsur logam pada bilah keris. "Jadi pamor adalah lukisan pada tosan aji," tulis Prasida Wibawa pada Pesona Tosan Aji. Tiap keris memiliki pamor dengan ragam bentuk dan makna berbeda-beda. Kepingin tahu apa saja? Simak ulasan berikut Baca Juga Keris di Mata Orang Bugis Kisah Bung Karno dan Keris Pusaka dari Majapahit Keluarga Mbah Jiwo Diharjo, Penerus Empu Keris Ron Gendhuru Pamor Ron Gendhuru. Sumber Ron merupakan kata dari bahasa Jawa berarti daun, dan gendhuru merupakan tanaman bernama Sarai atau Caryota Mitis. Pamor tersebut berbentuk mirip daun sarai. Ron Gendhuru, menurut Ilyas Werdisastro pada Keris Kalimasada dan Walisongo, membuat pemiliknya memiliki jiwa kepemimpinan, dan berwibawa. Gendhuru dimaknai pula sebagai tanaman semacam asam wuni dengan banyak buah sehingga membuat pemilik bersifat welas asih terhadap anak buah. Wengkon Pamor Wengkon. Sumber Wengkon berakar kata wengku berarti bingkai. Selazimnya, bingkai hadir untuk melindungi sesuatu di dalamnya dari debu, kotoran, bahkan benturan benda keras. Begitu pula makna pamor wengkon. Pamor wengkon, menurut Mas Djomul pada Keris Benda Budaya, bersifat melindungi pemiliknya dari serangan jahat. Wengkon bertuah untuk penangkal hal-hal negatif. Walang Sinunduk Pamor Walang Sinunduk. Sumber Walang merupakan hewan berbau menyengat, sementara sinunduk bermakna kegiatan menusuk. Pamor walang sinunduk bermakna kekuatan ampuh untuk menyerang musuh. Tuah dari pamor walang sinunduk seringkali untuk melindungi diri sekaligus menyerang menyengat lawan. Wos Wutah Pamor Wos Wutah. Sumber Wos Wutah bermakna beras melebihi tempatnya atau tumpah. Kondisi tersebut di dalam pandangan masyarakat Jawa dianggap sebagai rejeki berlimpah. Pemakai keris berpamor Wos Wutah memiliki tuah berkait kemakmuran, berkah, dan rejeki melimpah. * Saat anda browsing dengan key word "Pamor Keris" dan anda cari pamor keris dan tuahnya tentang pamor Blarak Ngirid/Blarak Sineret/Blarak Sinered akan anda dapatkan informasi tentang tuah Blarak Sineret, "tuah utamanya menambah kewibawaan dan juga baik untuk pergaulan karena disayang orang sekelilingnya, baik pihak atasan atau bawahan" dan banyak lagi informasi tentang Pamor Keris. Namun pada posting kali ini tidak akan saya bahas tentang hal tersebut, melainkan tentang teknik pembuatan pamor blarak sineret. Seperti kita ketahui, jika dilihat dari teknik pembuatan pamor keris dapat dikelompokkan menjadi pamor mlumah, pamor miring, dan pamor puntiran. Dan kalaupun toh saya menulis ini bukan berarti saya mengerti benar tentang hal tersebut, melainkan berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari seorang teman yang baru saja ketemu dengan seorang mantan panjak keris pembantu empu keris, dan bersedia menceritakan pengalamannya. Intinya, kalau teknik pembuatan pamor banyu mili, ngulit semangka.... menurut mantan panjak keris ini, relatif lebih mudah karena teknik pembuatannya dapat dikelompokkan pada teknik pembuatan pamor mlumah....hanya melipat berkali-kali besi dan bahan pamor yang telah di masukkan didalam lipatannya bahan pamor keris. Yang lebih sulit dari pamor semacam banyu mili, ngulit semangka adalah teknik pembuatan pamor sodo lanang, pancuran mas dan tejo kinurung karena menggunakan tekknik pamor miring. Setelah bahan pamor dimasukkan dan dilipat beberapa kali, dilakukan penempaan pada bagian miring, sehingga andai kata kita punya kekuatan untuk melipat keris seperti melipat tanah liat, maka akan dapat kita belah menjadi dua bagian keris memanjang dari bagian ujung atas keris dan bagian sor soran bawah keris. Nah, kalau ingin membuat pamor blarak sineret, setelah apa yang dilakukan dua jenis teknik pembuatan keris diatas, bagian yang miring ini ditempa lagi sehingga muncul pamor blarak sineret. Intinya, untuk membuat pamor blarak sineret, tingkat kesulitan pengerjaannya relatih lebih rumit dan memerlukan waktu yang panjang. Hal inilah mengapa, keris pamor blarak sineret, meskipun itu sama sekali baru jika kita memesan akan mahal, karena dengan sendirinya jika dilihat tetang kesulitan tingkat pengerjaannya, dan sering kali kita lihat mahar pamor 2 kali lipat atau lebih jika dibandingkan pamor umum lainnya. Semoga, sekelumit cerita ini dapat menambah wacana kita tetang keris, jika anda ada kekurangan dalam penulisan ini dan mungkin juga apa yang saya dapat tidak sama dengan pengalaman orang-orang terjun langsung dalam pembuatan keris, dapat menambahkan/melengkapi tulisan pada kolom komentar. Keris Sabuk - Pamor adalah motif atau gambaran yang terdapat pada bilah Keris, Tombak, dan Tosan Aji lainnya. Selain untuk memperindah bilah, Pamor juga memiliki makna tertentu dan juga merupakan perlambang tuah dari sebilah Keris atau jenis Tosan Aji lainnya. Ada empat macam bahan Pamor yang sering digunakan dalam pembuatan Keris dan Tosan Aji lainnya. Dari empat bahan tersebut, tiga di antaranya adalah bahan alami, sedangkan bahan Pamor yang satunya adalah unsur logam nikel yang telah dimurnikan oleh Pabrik dan banyak dipakai untuk bahan pembuatan Pamor Keris-Keris jaman sekarang Keris baru. Bahan Pamor yang tertua berasal dari dua atau beberapa senyawa besi yang berbeda. Senyawa besi yang berbeda komposisi unsur-unsurnya tersebut tentunya didapatkan dari daerah yang berbeda pula. Dari bahan Pamor ini, biasanya pamor yang timbul dinamakan Pamor sanak. Bahan Pamor lainnya adalah batu bintang batu meteor. Penggunaan batu meteorit sebagai bahan pamor tidak hanya dilakukan oleh para Empu di Pulau Jawa saja, tapi juga didaerah lain di Indonesia. Contohnya Badik batu dan Mandau batu yang dibuat oleh orang Sulawesi dan juga Kelebihan Keris dengan pamor meteor Di Sulawesi, selain batu bintang batu meteor, ada juga bahan Pamor lain yang banyak terdapat didaerah Luwu. Bahan Pamor dari Luwu ini kemudian menjadi komoditi dagang antar Pulau, bahkan juga dikenal dan diperdagangkan diluar negeri seperti Singapura, Semenanjung Malaya, dan Thailand. Mereka mengenalnya sebagai Pamor Luwu atau "Bassi Pamoro". Jenis bahan Pamor yang terakhir adalah nikel. Beberapa puluh tahun yang lalu nikel lebih sering dijumpai masih bercampur dengan unsur logam lainnya, biasanya bercampur dengan besi. Tapi saat ini nikel sudah dapat dibeli dalam bentuk murni yang dijual kiloan. Dari empat macam bahan Pamor tersebut, batu meteorlah yang memiliki kualitas terbaik, karena bahan tersebut mengandung unsur titanium yang banyak memiliki kelebihan dibandingkan dengan bahan Pamor lainnya. Bahan Pamor meteorit yang terkenal adalah yang berasal dari daerah Prambanan Jawa Tengah, yang kemudian dinamakan Kanjeng Kyai Pamor dan disimpan dihalaman Kraton Kasunanan Surakarta. Jenis-jenis Pamor Keris Jika ditinjau dari teknik pembuatannya, ada dua jenis Pamor yaitu Pamor Mlumah dan Pamor Miring. Pamor mlumah lebih mudah dibuat dan resiko kegagalnya lebih kecil jika dibandingkan dengan teknik pembuatan Pamor miring. Itulah sebabnya rata-rata nilai mas kawin harga Keris berpamor Mlumah lebih rendah dibandingkan Keris yang berpamor Miring. Jika ditinjau dari proses terbentuknya, motif Pamor pada bilah Keris dibagi dalam dua golongan besar, yaitu Pamor Tiban dan Pamor Rekan. Yang digolongkan Pamor Tiban adalah jenis motif atau pola gambaran Pamor yang bentuknya tidak direncanakan terlebih dulu oleh Empu pembuatnya. Gambaran motif Pamor yang terjadi bukan karena diatur atau direkayasa oleh sang Empu dan di anggap sebagai anugerah atau pertanda dari Tuhan mengenai tuah dari sebilah Keris. • Yang termasuk Pamor Tiban, antara lain - Pamor Wos Wutah - Pamor Ngulit Semongko - Pamor Sumsum Buron - Pamor Mrutusewu - PamorTunggak Semi - Pamor Pedaringan Kebak - Pamor Pulo Tirto, dan lainnya. Sedangkan Pamor Rekan adalah Pamor yang motif atau pola gambaran Pamornya telah dirancang atau direkayasa terlebih dahulu oleh Empu pembuatnya. • Yang termasuk Pamor Rekan, antara lain - Pamor Adeg - Pamor Lar Gangsir - Pamor Ron Genduru - Pamor Tambal - Pamor Blarak Sineret - Pamor Ri Wader - Pamor Naga Rangsang - Pamor Mayang Mekar - Pamor Wengkon, dan lainnya. Karena begitu banyaknya nama-nama Pamor, maka untuk membedakan pola satu dengan lainnya, kemudian motif-motif Pamor tersebut diberi nama sesuai dengan kemiripan bentuknya dengan hal-hal yang ada di lingkungan juga Nama-nama pamor Keris lengkap dengan gambar dan penjelasan tentang tuahnya Ada dua kebiasaan dalam pemberian nama Pamor di Pulau Jawa, yaitu 1. Dengan melihat hasil akhir penampilan Pamor yang tampak. Misalnya saja jika gambar Pamor yang tibul mirip dengan motif kulit semangka, maka kemudian disebut Pamor Ngulit Semangka Ngulsem. 2. Dengan memperkirakan niat awal dari sang Empu ketika membabar Keris. Misalnya saja jika sang Empu berniat membuat pamor Ri Wader, tapi ternyata jadinya mirip dengan gambaran Pamor Mayang Mekar, maka Pamor yang timbul tersebut tetap dinamakan Pamor Ri Wader, tetapi gagal. Karena kegagalan itu, kemudian nama Pamor tersebut ditambah dengan kata "wurung" sehingga menjadi Ri Wader Wurung. Akan tetapi penamaan dengan cara yang kedua ini hanya bisa dilakukan oleh orang yang benar-benar memahami tentang teknik pembuatan Pamor saja Pakar. Bagi orang kebanyakan, yang bukan pakar perkerisan hanya bisa menggunakan cara penamaan Pamor yang pertama. Hal yang kadang juga membingungkan adalah adanya perpedaan penyebutan nama Pamor. Contohnya- Pamor Lawe Setukel juga ada yang menyebutnya Benang Satukel atau Lawe Saukel, atau Benang Saukel. - Pamor Blarak Sineret juga sering disebut Blarak Gineret, atau Blarak Ngirid. - Pamor Melati Rinonce juga ada yang menyebut Melati Rinenteng atau Melati Sato-or, dan masih banyak lagi nama-nama Pamor Keris lainya. - Pamor Sodo Sak Ler juga sering dinamakan Pamor Adeg Siji. Perbedaan nama ini menjadi semakin menyimpang jauh karena nama Sodo Sak Ler kemudian salah pengucapan menjadi Sodo Jaler, dan kemudian menjadi Sodo Lanang. Baca juga Filosofi dan tuah pamor Keris Sodo Lanang Demikian sedikit informasi tentang bahan-bahan Pamor Keris yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini. Untuk informasi lain seputar benda-benda pusaka, dapat dibaca pada artikel Harta Langit lainnya. Semoga bermanfaat Terima kasih Tidak ada data tertulis untuk menentukan kapan orang Indonesia Jawa menemukan teknologi penempaan senjata. Namun, jika ditetapkan bahwa beberapa bilah keris Jalak Buda menunjukkan gambaran pamor, dapat diasumsikan bahwa pamor telah di kenal rakyat Indonesia, setidaknya sejak abad ke-7. Mereka tahu bahwa itu adalah kebetulan untuk mencampur beberapa jenis besi dari tambang yang berbeda. Perbedaan komposisi elemen besi dalam senyawa yang mengandung besi yang digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan butiran akan menyebabkan perbedaan warna yang berbeda pada permukaan bilah keris, sehingga menunjukkan gambaran pamor Menurut “Petunjuk untuk Senjata Tiongkok Kuno” oleh Chou Wei, yang diterbitkan di Beijing pada tahun 1957, seorang kolektor senjata di Swedia memiliki sebuah pedang dari Cina kuno yang memiliki pamor. Pamor yang muncul pada pedang itu juga acak dan tidak sengaja. Alasan kemunculan Pamor adalah karena bahan mentah secara tidak sengaja memperoleh Pamor yang muncul dipermukaan bilah. Tombak dan Keris Jengala menunjukkan pamor dengan teknik yang sangat indah dan menakjubkan. Jelas, pamor itu datang bukan karena kebetulan, tetapi karena keterampilan menempa dan merekayasa para pengrajin. Inilah alasan dari pertanyaan itu. Apakah Jenggala dalam perkerisan sama dengan Jenggala dalam ilmu sejarah? Mengapa budaya masyarakat di kerajaan yang berdiri pada abad ke 11 itu sudah terampil dalam membuat rekayasa seni pamor?

cara membuat pamor keris palsu